Spoiler untuk gim Visual Novel Va-11 Hall-a dari Sukeban Games.
Artikel ini menceritakan tahun baru, tentang situasi dunia sekarang ini, tentang kondisi hidup banyak orang, dan tentang gim indie dari sekumpulan otaku dari Venezuela yang bercerita kehidupan sehari-hari bartender kecil di pojok kota distopia-futuristik-cyberpunk, Va-11 Hall-A. Tidak dalam urutan itu, dan mungkin agak berantakan, namun semoga tetap menyenangkan untuk dibaca.
Dua tahun terakhir cukup menyulitkan bagi komunitas otaku Indonesia. Secara efektif, semua jenis kopdar, event, dan acara komunitas berhenti total, tak lama setelah Comic Frontier menembus rekor keramaian di Balai Kartini pada Februari 2020 silam. Banyak orang bertahan melalui interaksi di media sosial ataupun server Discord, namun rasa 'sosial' yang telah dibangun bertahun-tahun sebelumnya menghilang. Sekian acara yang mengalami kesuksesan, seperti Comifuro Virtual 1 dan 2, seakan-akan berusaha menambal rasa kesepian banyak orang dengan sekuat mungkin menduplikasi dunia nyata ke dunia maya, mulai dari rasa komunitas (sense of community) sampai interaksi antar-fans.
Ada banyak yang terjadi di antara Februari 2020 dan 2022, meskipun waktu serasa lambat dalam periode tersebut. Â Beda dengan gim-gim serupa sebelumnya, Genshin Impact lolos dari lingkaran jejepangan dan masuk ke dalam ranah orang-orang 'biasa' di luar sana, dan di kemudian hari menjadi salah satu gim yang paling ramai dimainkan orang. Di sisi lain, VTuber muncul sebagai fenomena baru, menarik jutaan orang untuk mengisi waktu luangnya untuk melihat sejumlah pembuat konten bermain gim, karaoke, atau curhat di depan penontonnya menggunakan avatar dua-dimensi yang digerakkan dengan teknologi termutakhir.
Mungkin bukan suatu kebetulan bahwa VTuber, dengan kontennya yang relatable, naik pesat popularitasnya pada masa ketika jumlah orang yang kesepian meningkat dengan sangat drastis dalam periode waktu yang singkat. Orang-orang kehilangan pertemuan dan komunitasnya, berikut lingkaran-lingkaran sosialnya, yang terjadi secara spontan dan tatap muka. Tidak ada lagi pertemuan casual di lorong-lorong kampus, atau hangout kafe-kafe sederhana, atau berkumpul untuk moshing bersama di depan panggung event jejepangan lokal kecil-kecilan. Mereka yang memiliki pasangan dan banyak teman pun terpaksa untuk tidak bertemu sementara dengan rekan-rekannya, apalagi mereka yang dari awal tidak punya banyak kawan.
Bencana yang Tak Berkesudahan
Semua orang berusaha untuk bertahan. Hampir semua orang memiliki hidup yang lebih buruk sebelum Januari 2020 daripada sesudahnya. Banyak dari kita yang mampu melewati bencana global ini lebih baik dari yang lain, banyak juga di antara kita yang lolos alakadarnya: yang penting selamat. Banyak juga di antara kita yang tidak selamat, mungkin di ruang ICU, mungkin dalam bentuk kebangkrutan, atau dalam kesendirian yang kronis. Kita mengetahui setidaknya satu orang yang tidak lolos dari bencana besar-besaran ini.
Va-11 Hall-a, di sisi lain, berlatar-belakang bencana berkelanjutan yang tidak kunjung usai. Terletak di Glitch City, suatu kota dengan tingkat kriminalitas super tinggi dan sistem politik-ekonomi ala-ala cyberpunk (teknokrat korup, militer totalitarian, kongkalikong aparat dengan mafia,dan ketimpangan sosial mencolok, untuk menyebutkan beberapa), kita tidak bermain sebagai pahlawan penyelamat kota atau anti-hero yang membasmi kejahatan secara diam-diam, namun sekadar sebagai seorang bartender di tempat nongkrong terpencil yang berada di salah satu sudut pusat kota, dan setiap orang yang berusaha bertahan hidup. Salah satu cara untuk bertahan hidup adalah untuk coping, dan salah satu cara coping terbaik yang diketahui peradaban manusia adalah alkohol.
Gedungnya bernama Hall-A, dengan blok tempat bar berada berkode Va-11. Va-11 Hall-A (setelah ini disebut Vallhalla) adalah bar bersertifikasi BTC yang berada di dekat Apollo Trust Bank. Dana Zane berperilaku sebagai pemilik, dengan Jill Stingray dan Gillian sebagai pegawai. Turut menopang bisnis kecil-kecilan ini adalah kawan-kawan pegawai (sebagaimana di dunia nyata), seperti seorang ahli keamanan siber Alma Armas, pekerja seks robot Dorothy Haze, anggota Korps Valkyrie, Sei, dan seorang wanita misterius yang punya nekomimi betulan, Stella Hoshii, untuk menyebutkan beberapa. Dibuat oleh Sukeban Games, pengembang gim indie dari Venezuela, mereka menyebut genre gim ini sebagai 'cyberpunk bartender action', dan permainannya sederhana: menyajikan sekumpulan koktail untuk orang-orang Glitch City yang ingin rehat sebentar dari pekerjaannya sehari-hari yang melelahkan.
Tembok Vallhalla bercerita banyak hal tentang kota itu. Tidak ada satupun pelanggan yang datang yang mengaku puas dengan situasi hidupnya, atau minimal merasa bahwa sistem yang mereka tinggali tidak ideal. Sebuah perusahaan raksasa bernama Zaibatsu mengatur semaunya, mulai dari satuan keamanan, politik kota, sampai bar mana yang tersertifikasi dan yang tidak. Termasuk di antaranya adalah mengendalikan semua media yang ada dan mengancam keras media yang berada di luar kontrol langsungnya.
Ulah Zaibatsu, dinamakan dari konglomerasi-kapital super kaya raya di Jepang yang dikendalikan oleh segelintir keluarga, mendatangkan reaksi mulai dari rasa pasrah, seperti pemilik koran paling terkenal di kota, Donovan D. Dawson, atau muak, seperti Art Von Delay, detektif partikelir indie. Dalam situasi dimana segelintir orang menguasai sumber daya yang ada, tidak ada seorangpun yang benar-benar bahagia.
Kalaupun anda orang yang cukup optimistis, seperti Sei dari korps surveilans kota atau Alma Armas yang memiliki pekerjaan mumpuni sebagai ahli keamanan siber, masalah-masalah pribadi akan terus bermunculan. Alma, misalnya, terperangkap dalam drama keluarga yang mau tak mau harus ia berikan waktu dan pikiran, berikut uang dan sumberdaya lainnya. Sei harus menghadapi kenyataan bahwa ia, seorang yang jujur dan tulus bertugas berada dalam instansi paling korup di seluruh kota, White Knight—setengah kepolisian, setengah paramiliter. Di kemudian hari, ia hampir mati setelah melarikan diri dari perampokan bank yang diikuti oleh kericuhan yang mempersekusi semua anggota White Knight.
Semua orang yang masuk ke pintu kecil bar Vallhalla setelah melewati robot mesin penjual otomatis yang akan menyetrum siapapun yang memiliki selera musik berbeda dengan dia rata-rata melakukan hal yang sama: berkeluh-kesah dan mabuk-mabukan, atau berkeluh-kesah dan meminta minuman non-alkohol, dengan hasil yang sama: Jill Stingray ada di sana, mendengarkan dan menjadi partner berbicara yang baik. Namun ia tidak pasif: untuk omongan-omongan tidak bermutu, seperti praktik jurnalisme asal-asalan Donovan, ia tidak segan menyanggah atau menolak untuk menyetujui apa yang disampaikan kliennya.
Rakyat dan Masalahnya Masing-masing
Vallhalla diformat untuk membagi permainan per hari. Ini berarti, permainan dimulai dari apartemen Jill dan barang yang ingin ia beli, mengecek ponsel sebelum berangkat kerja, dengan jargon 'Time to make drinks and change lives', lalu mendengarkan permasalahan warga Glitch City sampai malam, menutup toko, dan kembali ke apartemen. Ada repetisi di sana, dan juga harapan. Ingram, yang mencaci maki tempat itu pada awalnya, kembali lagi di kemudian hari menceritakan mendiang anaknya, istrinya, dan kekosongan yang ia rasakan. Seperti banyak kawan kita, ia berusaha mengisi kehampaan itu dengan alkohol dan seks, tanpa hasil yang berarti.
Ada saat-saat ketika karakter yang pernah kita temui kemudian muncul lagi, membawa rasa lega dan bahagia. Dorothy, misalnya, seorang Lilim (AI seperti robot di Detroit: Become Human atau Automata di NieR:Automata) yang bekerja sebagai wanita panggilan dengan permintaan pelangan yang seringkali ekstrim, lolos dari bahaya dunia malam setiap kalinya, untuk bertemu Jill sekali lagi. Sei kembali setelah terlibat dalam kekacauan besar di kota, dengan keteguhan yang lebih kuat lagi. Gill, seorang yang berperilaku sebagai buronan dari entah kejahatan apa yang ia lakukan, selalu bisa datang kembali ke Vallhalla setelah beberapa kali menghilang dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Cukup sulit bagi mereka yang cukup terlibat dalam kultur internet untuk tidak melihat banyak elemen yang kemudian masuk ke dalam gim ini. Nicole Chen, misalnya, yang dikenalkan sebagai Streaming-chan, menjalankan stream 24/7, termasuk ketika ia mandi dan tidur—meskipun ia jarang sekali tidur, dan baru terpaksa kolaps saat Jill mencekokinya dengan koktail keras beralkohol tinggi sesuai permintaannya. "Termasuk seks juga" ujarnya sekali waktu. "Bagaimana dengan partnermu?" "Kamu bakal kaget dengan berapa banyak yang justru turn-on dengan ide bahwa seks kita disiarkan ke ribuan orang" jawabnya. Ia juga secara konstan menghina sekaligus memenuhi permintaan para penontonnya. Chen terus-menerus meminta Jill untuk memberikan gosip atau melakukan aksi liar, atau apapun yang dapat membuat penontonnya yang memiliki rentang perhatian sangat pendek. Konten, konten, dan konten.
Jill, atau nama aslinya Julianne Stingray, bukan sekadar pendengar dan narator yang menggerakkan alur cerita—ia juga salah satu penduduk Glitch City, dengan segala permasalahannya. Ia tidak punya rencana hidup setelah melewati masa sekolah dengan nilai yang biasa-biasa saja (terlepas dari pengalamannya sebagai penggemar teori konspirasi dengan blog edgy lengkap dengan catatan harian seperti orang yang menemukan rahasia semesta). Oleh karena itu, ia mulai mencari 'tujuan hidup' dengan menjadi orang yang sangat cemerlang secara akademis waktu kuliah, lengkap dengan pengalaman risetnya.
Ia kemudian menyadari bahwa ia sebenarnya tidak terlalu suka riset ataupun dunia akademis, tapi ia ingin merasa 'berguna' atau memiliki 'tujuan hidup' agar tidak merasa tertinggal. Ia tidak membenci apa yang ia lakukan, tapi ia pura-pura menyukainya. Kini tanpa tujuan hidup, Jill mendaftarkan diri sebagai bartender berlisensi, dan hidup dengan cukup nyaman dengan selalu berada di ambang-ambang pengusiran dari kosnya—situasi ekonomi yang cukup familiar bagi anak muda di kota-kota urban sekarang.
Harapan di tengah Ketidakpastian
Konten, alkohol, intrik keluarga dan kongkalikong politik-konglomerasi yang merugikan semua orang, aparat keamanan keparat dan perpisahan, kehilangan tujuan hidup dan kekosongan. Dengan tema-tema seperti ini, Va-11 Hall-a mungkin bisa menjadi gim yang penuh dengan kegelapan, membuat pemainnya stres atau depresi, seperti bermain Omori atau membaca Oyasumi Punpun. Tanpa harapan untuk mengubah sistem dan struktur yang ada, semua orang mengandalkan dirinya sendiri, dari preman jalanan ataupun dari Zaibatsu dan rekan. Gim yang menceritakan orang-orang putus asa yang tenggelam dalam alkohol, lengkap dengan bartendernya yang putus asa dan tenggelam dalam bir diskon hasil beli grosiran satu krat berisi 12 kaleng. Cukup suram, dengan tidak adanya harapan untuk hidup yang lebih baik.
Atau tidak. Vallhalla, dengan segala humor kering dan sinismenya, tidak hanya sekali namun berkali-kali menunjukkan bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dan setiap beban dapat dilepas. Jill kemudian mendapati dirinya cukup dekat dan bersahabat dengan pemilik bar karismatik nan terampil, Dana Zane, yang siap menemaninya kapanpun dan selalu memberikan bonus gaji harian yang kadang-kadang melebihi gaji pokok, meskipun ia belum berhasil menyembuhkan diri dari krisis identitasnya, ataupun tentang hubungannya dengan mantan pacarnya.
Sei selamat, dan bersama Stella mereka menghabiskan waktu bersama untuk rehat dari pekerjaan, pilihan yang berbahaya mengingat tak seperti Stella yang berkecukupan, ia cepat atau lambat mau tak mau harus menguatkan diri dan mencari pekerjaan tetap lagi, kini tak jelas karena korps lamanya sudah menghilang dan tidak mungkin kembali. Vallhalla itu sendiri, yang terancam ditutup karena bar serupa digunakan sebagai alat pencucian uang di seantero kota, sampai akhir gim kita dapati mungkin masih terancam ditutup, mungkin tidak.
Ada banyak hal yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Wabah global dan segala konsekuensinya, misalnya. Atau temanmu yang kehilangan pekerjaan, atau mereka yang sial lulus di masa-masa tidak ada orang sanggup membayar pekerja baru. Mobilitas dikurangi, uang tidak berputar, dan temanmu yang berjualan pasti kesulitan untuk menarik uang dari orang lain. Bertemu bukan lagi sebuah pilihan, dan banyak pasangan yang kemudian mendapati bahwa partner mereka bukan merupakan orang yang mereka harapkan atau yang mereka senangi sebelumnya. Banyak yang kehilangan keluarga atau teman dekat, begitu jauh, mungkin juga tidak sempat, atau tidak boleh, bercakap untuk yang terakhir kalinya. Mereka yang bertahan hidup melalui interaksi sosial berusaha keras untuk menjaga kewarasan di bulan-bulan ketika interaksi sosial diharamkan.
Tidak ada gunanya berkata pretensius dan mengucapkan 'semuanya akan baik-baik saja' atau 'pada akhirnya, kebenaran atau menang' atau omong-kosong lainnya. Va-11 Hall-A jelas tidak: pada akhirnya, kita tidak tahu apakah Jill berhasil berdamai dengan masa lalunya, atau apakah Sei mampu melewati trauma fisik dan psikologis yang baru saja ia alami, atau apakah bar itu sendiri akan tutup, atau apakah Gill akan selamat dan berhasil melarikan diri dari entah bahaya apa yang mengejar ia.
Namun dalam ketidakpastian itu, bagi saya, bisa menjadi pegangan untuk mereka yang kesepian dua tahun terakhir ini, yang hanya berteman VTuber, atau yang mengharapkan Comifuro diselenggarakan secara offline lagi: kita tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun ini, dan di tahun-tahun berikutnya.
Kita menghindar dari omong-kosong yang terlalu ceria, yang mengatakan bahwa krisis akan lewat segera, para pemimpin dunia yang optimis ekonomi akan segera pulih, atau mereka yang menyepelekan masalah dengan menganggap tragedi yang kita alami ini biasa-biasa saja. Namun kita juga menghindar dari omong-kosong yang terlampau pelik, yang mengatakan bahwa kita akan selamanya tersandra bencana, para anti-motivator kurang ajar yang menyuarakan persiapan terhadap masa depan yang sudah pasti lebih buruk dan orang-orang yang sudah pasti akan lebih jahat. Dengan data yang kita punya, keteguhan yang bisa kita capai, dan pikiran yang kita miliki, kita bisa mengatakan secara pasti: kita tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi di tahun ini.
Mungkin dengan ketidakpastian itu kita akan lebih dikuatkan dalam masalah-masalah kita, sebab keputusasaan selalu datang dari prediksi yang gagal terpenuhi, baik itu tentang dunia yang lebih indah maupun tentang dunia yang lebih sengsara. Sebab pada masa-masa ini, daripada mengubah dunia, lebih baik kita berperilaku seperti Jill dan para pelanggannya: bertahan hidup lebih dahulu, dengan perjuangannya masing-masing.