Kabar yang cukup mencengangkan datang dari film anime populer Kimi no Na wa. yang sukses menjadi film anime terlaris sepanjang masa di Jepang. Salah seorang pengguna YouTube yang bernama Ms. Rachel beranggapan bahwa salah satu rentetan animasi yang terdapat di film yang tayang di Indonesia pada akhir 2016 ini merupakan salah satu bentuk dari plagiarisme. Untuk menguatkan argumennya ini, ia lalu memulai streaming pada Selasa lalu dengan memprlihatkan video yang dibagi menjadi dua sisi sebagai perbandingan: di sebelah kanan ditampilkan Kimi no Na wa. dan di sebelah kiri ditampilkan Toki wo Kakeru Shoujo dan Niji-Iro Hotaru ~Eien no Natsu Yasumi~.
Adegan dari Kimi no Na wa. yang menjadi pertanyaan, menunjukkan Mitsuha berlari menuruni gunung sebagai usaha untuk menyelamatkan kota tempat tinggalnya dari sebuah bencana yang akan datang. Animasi pada adegan ini sangat dapat disaksikan begitu mirip dengan salah satu rentetan film anime yang telah ada dari 2012 lalu, Niji-Iro Hotaru ~Eien no Natsu Yasumi~ yang disutradai oleh Kounosuke Uda, Video tersebut memuat Ryou Oonishi sebagai animator utama untuk film ini dan Hiroyuki Okiura sebagai animator utama untuk Kimi no Na wa.
Ms. Rachel lalu juga menggambarkan sebuah perbandingan dari film anime Toki wo Kakeru Shoujo besutan Mamoru Hosoda yang dirilis sebelas tahun lalu. Namun, kesamaan yang ada antara adegan jatuhnya Mitsuha dan Makoto, dua karakter perempuan utama untuk masing-masing film anime ini lebih mudah untuk diterangkan sebagai sebuah kebetulan semata karena teknik tipikal yang digunakan oleh sang animator.
Bebarapa pengguna yang menyaksikan video tersebut ikut mengomentari dan setuju dengan klaim Ms. Rachel bahwa Kimi no Na wa. memplagiat salah satu adegan di Niji-Iro Hotaru ~Eien no Natsu Yasumi~. Meskipun demikian, sutradara dari film tersebut memiliki perbedaan untuk situasi ini. Dalam cuitannya di Twitter, Uda menuliskan bahwa ketika ia menyaksikan Kimi no Na wa. di bisokop, adegan yang dituding plagiat itu sekilas mengingatkannya akan sesuatu. Di sisi lainnya, Uda meyakini bahwa jika suatu arahan pengerjaan telah mengubah isinya secara utuh, maka karya tersebut dapat disebut sebagai karya yang orisinal. Ia juga menambahkan pendapatnya yang mengatakan tidaklah tepat untuk langsung memutuskan dengan membicarakan tentang “karya tiruan”.
Para pengunjung video perbandingan tersebut yang percaya dengan Uda mungkin mencatat bahwa pengaturan waktu dari adegan tersebut tidak berkesesuaian secara sempurna. Tentunya saja, para karakter dan gambar latar belakangnya saja sudah berbeda. Satu kesamaan yang tercipta lantas bukan berarti bahwa film tersebut telah melakukan plagiarisme secara keseluruhan. Video perbandingan ini telah menimbulkan berbagai reaksi dan banyak pihak yang tidak senang menanggapinya, terbukti dengan jumlah pengguna yang tidak menyukainya jauh lebih banyak ketimbang mereka yang menyukainya.
Sumber: Anime News Network