“Ada kemungkinan perhelatan Comifuro selanjutnya pindah.” Begitulah kata Sudwi Karyadi, ketua proyek Comic Frontier yang sudah berjalan selama 7 tahun. Sebuah keputusan yang wajar, mengingat demand akan Comifuro yang terus meninggi setiap edisinya. Balai Kartini yang luas tampaknya tak sanggup lagi menampung ratusan kreator yang menggantungkan harapannya di sana. Tidak ada angka pasti, tetapi melihat pendaftaran stan yang penuh setelah tiga minggu saja, menunjukkan permintaan akan acara ini sangat tinggi.
Beberapa lokasi telah disurvei. Beberapa di antaranya adalah JCC, JIExpo, dan ICE BSD. Ada pula rencana untuk tetap bertahan di Balai Kartini dan menambah hall kedua, yang saat ini digunakan untuk tempat beristirahat dan tempat kumpul cosplayer. Dalam artikel ini, Risa Media akan membahas beberapa opsi tersebut, sekaligus menjabarkan keunggulan dan kelemahannya.
Kondisi Saat Ini (4.058 m2)
Tidak seperti Ennichisai yang selalu berada di tempat yang sama, Comifuro sudah terbiasa dengan kata “pindah tempat”. Awalnya, Comic Frontier menjadi satu dengan Gelar Jepang Universitas Indonesia, salah satu event jejepangan paling sepuh. Pada perhelatan keempat, Comifuro pindah ke Gelanggang Remaja Otista, Jakarta Timur. Tiga edisi selanjutnya bertempat di SMESCO, yang kini menjadi rumah Creators Super Fest 2019 di Jakarta. Sempat pindah ke Integrity Convention Center (ICC) di acara kedelapan, Comifuro akhirnya menetap di Balai Kartini sejak CF9 hingga saat ini.
Kriteria Lokasi Baru Comifuro
Dari beberapa pilihan tempat yang disebut di atas, penulis akan menganalisis tempat-tempat tersebut dengan metode yang sama seperti pada saat melakukan analisis lokasi Ennichisai selanjutnya. Penulis akan melakukan penghitungan luas tempat menggunakan aplikasi Google Earth, kemudian menggunakan data tersebut sebagai informasi untuk analisis ini. Selain dari luas tempat, penulis juga melakukan pertimbangan dari beberapa poin di bawah:
- Moda transportasi umum yang memadai;
- Kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat dan pengunjung sekitarnya;
- Kesiapan tempat tersebut dalam menjalakan acara besar, terutama acara jejepangan;
- Venue harus berada di dalam ruangan, dan harus luas;
- Pertimbangan kenyamanan dan keamanan pengunjung;
- Harus lebih besar dari Comifuro sebelumnya;
- Adanya kemungkinan untuk ekspansi (tambah hall), agar tidak perlu pindah tempat jika kapasitas penuh;
- Biaya pemesanan venue, karena ini akan berpengaruh ke harga sewa stan.
JIExpo Kemayoran / PRJ (11.042 m2)
Biasa disebut sebagai PRJ, lokasi ini memiliki sejarah panjang dalam acara jejepangan di Jakarta. Pada tahun 2013-2015, lokasi ini menjadi tempat utama wibu menengah ke bawah sebelum Mangga Dua. Tidak hanya itu, PRJ juga sempat menjadi lokasi penyelenggaraan Anime Festival Asia di Indonesia, salah satu acara wibu yang bergengsi.
PRJ memiliki venue indoor dan outdoor yang sangat luas. Dalam kasus ini, penulis hanya menghitung luas dari hall B dan B3 saja, mengingat Anime Festival Asia juga diselenggarakan di tempat ini saja. Hall B mudah diakses oleh kendaraan pribadi, tapi agak sulit diakses kendaraan umum Transjakarta. Jika kendaraan umum menjadi prioritas, hall D (bangunan abu-abu terbesar di atas) juga dapat menjadi pertimbangan, dengan luas yang kurang lebih sama.
Keunggulan
- Sering menjadi venue sejumlah acara jejepangan, dari yang kecil hingga selevel Anime Festival Asia.
- Lahan parkir luas.
- Lahan indoor yang luas dan mudah diekspansi.
Kelemahan
- Lokasi jauh dari pusat kota, membuatnya sulit dijangkau bagi sebagian orang.
- Hanya tersedia satu jalur Transjakarta ke Monas. Stasiun KRL terdekat (Kemayoran) masih jauh dari lokasi acara.
- Harga sewa hall mahal, sehingga harga tiket dan sewa stan juga turut meningkat.
Jakarta Convention Center / JCC (17.540 m2)
Bicara soal rekam jejak, JCC tak perlu diragukan lagi. Sejumlah acara pop kultur besar berjalan dengan sukses di tempat ini, sebut saja Anime Festival Asia, Popcon, dan Indonesia Comic Con. Lokasinya juga cukup strategis, mudah dijangkau transportasi umum. Oleh karena itu, JCC juga menjadi salah satu pertimbangan untuk perhelatan Comifuro selanjutnya.
Keunggulan
- Sering menjadi venue acara pop kultur besar, dari Anime Festival Asia, Popcon, hingga Indonesia Comic Con.
- Lahan indoor yang luas.
- Lokasi berada di tengah kota, sehingga dapat dijangkau dengan mudah.
- Mudah diakses transportasi umum Transjakarta (Senayan JCC), KRL (Palmerah), dan MRT (Istora Mandiri).
Kelemahan
- Harga sewa hall mahal, sehingga harga tiket dan sewa stan juga turut meningkat.
- JCC banyak diincar berbagai penyelenggara acara, sehingga sulit mendapatkan jadwal yang tepat.
- Ekspansi sulit dilakukan, karena harus berebut tempat dengan penyelenggara acara lain.
Indonesia Convention Exhibition / ICE BSD (14.062 m2)
Lokasi ini juga menjadi salah satu pertimbangan tim Comifuro. Sejumlah acara pop kultur pernah diselenggarakan di sini, seperti Popcon Asia 2018 dan Anime Festival Asia 2018. Selain itu, luas maksimal yang dapat digunakan adalah 70.310 m2, 17 kali luas Comifuro saat ini! Karena kita mencari luas ideal, penulis hanya menghitung luas 2 dari 10 hal yang ada, menghasilkan angka 14.062 m2.
Keunggulan
- Pernah menjadi venue acara pop kultur besar, dari Anime Festival Asia 2018, hingga Popcon Asia 2018.
- Lahan indoor yang luas dan banyak ruang ekspansi.
- Akses kendaraan pribadi melalui tol Jakarta-Serpong.
- Akses kendaraan umum KRL (Cisauk atau Rawabuntu).
Kelemahan
- Lokasi terlalu jauh dari pusat kota (Pagedangan, Kabupaten Tangerang).
- Harga sewa hall mahal, sehingga harga tiket dan sewa stan juga turut meningkat.
Opsi Alternatif: Ekspansi di Balai Kartini (10.709 m2)
Selain tiga opsi di atas, Sudwi juga mempertimbangkan opsi untuk ekspansi di Balai Kartini itu sendiri. Wilayah yang diincar untuk ekspansi adalah ruangan tempat istirahat dan kumpul cosplayer. Tempat tersebut nantinya akan digunakan untuk penambahan lapak jualan atau stage. Namun, hal ini masih perlu didiskusikan lebih lanjut.
Keunggulan
- Lokasi sudah familiar, sehingga pengunjung dapat menjangkaunya dengan mudah.
- Lokasi berada di tengah kota, sehingga dapat dijangkau dengan mudah.
- Mudah diakses transportasi umum, seperti Transjakarta (Kuningan Barat), KRL (Cawang), dan nantinya LRT (Kuningan).
- Harga tiket masuk dan sewa stan tidak berubah banyak.
Kelemahan
- Gedung Balai Kartini bukan satu hall besar, melainkan kumpulan ballroom yang tidak sebesar Kartika Expo Center (tempat Comifuro saat ini, masih bagian dari Balai Kartini).
- Susunan stan harus dikonfigurasi ulang agar pengunjung tahu tempat Comifuro hasil ekspansi.
- Lahan outdoor harus digunakan untuk menghubungkan wilayah Comifuro saat ini dengan wilayah hasil ekspansi.
- Wilayah ekspansi terbatas.
Dari semua opsi ini, manakah yang dirasa paling pantas? Apakah opsi lokasi di atas sudah ideal, atau Anda memiliki usulan lain? Komentar usulan Anda di bawah.
Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Excel Coananda.