Cyberpunk 2077 menjadi perhatian semuanya saat diumumkan oleh Keanu Reeves pada Electronic Entertainment Expo (E3) tanggal 10 Juni tahun lalu. Namun, setelah dua kali ditunda, CD Projekt Red (CDPR) kembali menunda rilis Cyberpunk yang semula dijadwalkan pada 19 November menjadi 10 Desember.
Khalayaknya, penggemar jengkel terhadap berita itu dan pada ujungnya CDPR harus memikul kerugian yang besar, baik finansial maupun mental. Pertanyaan yang terngiang di kepala adalah; bagaimana semua ini bisa terjadi?
Pengembangan yang Transparan...
Semenjak E3, CDPR secara terus-menerus membeberkan pengembangannya kepada penggemar melalui akun twitter @CyberpunkGame. Selain dari itu, mereka juga mem-posting berbagai macam konten untuk tetap membuat para penggemar hype akan rilisnya Cyberpunk, mulai dari video gameplay sampai mengadakan lomba cosplay (yang sempat booming juga di Indonesia karena Lola Zieta mengikuti lomba tersebut).
Lalu, pada tanggal 5 Oktober tahun ini, CDPR mengumumkan bahwa Cyberpunk telah gone gold yang berarti bahwa gamenya sudah selesai dibuat; Cyberpunk sudah bisa diproduksi masal dan didistribusikan kepada konsumen.
Biasanya jika game sudah gone gold, tanggal rilis sudah bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, tidak, ternyata pada tanggal 27 Oktober, CDPR mengedarkan pengumuman melalui akun sosmednya bahwa Cyberpunk di-delay kembali karena kendala merilis di seluruh platform gaming yang ada dan akan ada (PS5, Xbox One, PS4, dst.).
...Tetapi Terlalu Transparan
Dengan keluarnya berita ini, dapat dimengerti mengapa orang-orang marah dan kecewa dengan CDPR. Cyberpunk telah di-delay dengan total 3 kali; dari bulan April menjadi 17 September, menjadi 19 November, dan sekarang menjadi 10 Desember.
Bahkan, saking seringnya Cyberpunk di delay, Reddit telah membuat hal ini menjadi meme. Selain itu, saham CDPR yang semulanya memuncak pada 27 Agustus pada harga USD $116,26 per lot telah turun 25% menjadi USD $84,62 per 30 Oktober.
Para penggemar yang sudah menunggu semenjak Cyberpunk diumumkan juga mengekspresikan keluh kesahnya melalui media sosial. Salah satu dari mereka bahkan berencana mengambil cuti untuk menikmati harinya dengan Cyberpunk.
Jelas dapat dimengerti beberapa dari penggemar marah besar dengan berita penundaan tersebut. Tidak mengejutkan, ternyata ada juga yang sampai mengirimkan surat ancaman pembunuhan kepada beberapa anggota tim pengembang saking kesalnya (jangan ditiru kelakuannya, ya!).
Kok Bisa Sampai Chaos Begini?
Menurut penulis, sebetulnya masalah utama yang menimbulkan kekecewaan penggemar terhadap info ini bukanlah penundaannya sendiri, melainkan hype yang terus dibangun oleh CDPR melalui transparansi development Cyberpunk dan update yang konstan mengenai perkembangannya. Para penggemar sudah tidak sabar untuk dapat memainkan Cyberpunk, sehingga ekspektasi tinggi dari penggemar ini seakan-akan dibanting oleh delay.
Transparansi di dalam dunia bisnis memang ada manfaatnya; menurut Transparency ROI Study tahun 2016, 94% dari konsumen loyal terhadap brand yang transparan terhadap proses bisnisnya karena mereka mempercayai mereka.
Di kasus ini, dengan CDPR transparan terhadap proses development dari Cyberpunk, penggemar makin percaya bahwa game tersebut akan dirilis dengan kualitas premium. Namun, transparansi yang berlebihan dapat menjadi bumerang; orang akan mudah mendesak dan mempengaruhi pengembang sehingga kualitas menurun.
Jika CDPR tidak tabah dengan kerugian yang mereka alami sekarang, bisa saja mereka memutuskan merilis Cyberpunk dalam kondisi yang cacat untuk memuaskan para penggemar. Jelas, hal tersebut ingin kita hindari karena dampaknya berkepanjangan bagi CDPR, namun apa boleh buat jika terpaksa dilakukan untuk menghindari kerugian yang berkelanjutan pada saat ini.
Delay Bukanlah Hal Yang Buruk!
Men-delay rilis suatu gim dapat dibenarkan jika para pengembangnya merasa bahwa game tersebut belum layak dimainkan oleh publik. Penulis mengerti penuh bahwa membuat gim itu sangat sulit dan memakan waktu lama, apalagi game AAA seperti Cyberpunk. Ditambah, CDPR punya reputasi yang harus dijaga, sehingga mereka tidak akan gegabah merilis game yang setengah matang.
Mengambil kutipan dari pengembang gim terkenal Shigeru Miyamoto;
“Gim yang ditunda pada akhirnya akan menjadi bagus, tetapi gim yang tergesa-gesa dirilis akan selamanya menjadi buruk.”
Ambilah contoh terdekat; sebelum No Man’s Sky dirilis, gim tersebut hype abis karena pengembangnya terus menjanjikan fitur-fitur yang sebetulnya pada saat itu belum dibuat oleh mereka. Sony mendesak Hello Games (pengembang No Man’s Sky) dengan memberi mereka tenggat waktu rilis enam bulan, sementara perkembangannya sama sekali belum mendekati titik selesai.
Karena itu, No Man’s Sky rilis dengan kekurangan fitur dan mendapatkan ulasan yang buruk. Walaupun sekarang No Man’s Sky setelah sekian lamanya dapat menambahkan fitur-fitur yang dijanjikan sebelumnya, dampak dari rilis yang tergesa-gesa sangat besar sehingga sampai hari ini mayoritas orang telah melupakannya atau memandangnya dengan nuansa buruk.
Membuat Gim itu Susah
Dapat dimengerti kekecewaan para penggemar Cyberpunk 2077 saat mendengar CDPR menunda kembali untuk ketiga kalinya rilis gim ini. Namun, kita juga harus mengerti bahwa proses membuat gim itu sulit dan memakan waktu. Keputusan CDPR untuk menunda rilisnya Cyberpunk dapat dibenarkarkan; jangan sampai Cyberpunk 2077 dirilis dalam kondisi tidak matang dan pada akhir hari menjadi noda dalam portofolionya.
Membuat gim itu susah. CD Projekt Red sedang bekerja semaksimal mungkin agar Cyberpunk 2077 menjadi game yang disukai oleh semua penggemarnya. Kita hanya bisa mendoakan mereka agar dapat menyelesaikannya dan membuat game yang spektakuler.