Entah apa karena saya terlalu sering mendengarkan lagu jejepangan sampai meninggalkan jejak di platform media sosial, salah satu iklannya menampilkan lagu dari artis ini. Artis bernama Sonoda Jun (園田淳) atau yang bisa dikenal juga dengan JUJU mempromosikan karya cover album terbarunya berjudul 俺のRequest (Ore no Request; terj. Permintaan Saya) yang diterbitkan pada Oktober lalu.
Awalmulanya saya tertarik karena ada cover One more time, one more chance dari Yamazaki Masayoshi (iya, Byousoku 5 Centimeter itu). Makin lama insting saya yang memang memiliki ketertarikan akan hal baru itu makin muncul. Seperti yang saya kerjakan di artikel ini akhirnya saya (lagi-lagi) coba dengarkan sampai penuh.
Karya-karya dalam album ini beberapa diantaranya cukup emosional, namun ada juga yang lembut jauh lebih dari aslinya. Sepertinya serial cover album “Request” yang sudah beliau kerjakan selama empat seri cukup mengena di hati saya yang notabene masih baru menjelajah J-Pop secara umum.
Tidak akan ada banyak yang diulas kali ini, tapi yuk kita menjelajah apa saja yang dihadirkan oleh JUJU dalam album ini!
Gubahan Ulang yang Jauh Lebih Emosional
Kenapa bisa lebih emosional? Tentu saja bila dibandingkan dengan lagu aslinya, JUJU mengemas ulang beberapa lagu dalam cover album ini lebih emosional dengan memanfaatkan penguasaan nada-nada vokal yang cenderung sedikit lebih tinggi. Tak hanya itu, pemanfaatan nada instrumen yang digunakan dalam gubahan ulangnya juga turut mampu memberikan tekanan sedikit lebih dalam pada pembawaan liriknya.
Sebagai efeknya, beberapa lagu selain One more time, one more chance tersebutkan sebelumnya seperti くるみ (Kurumi; terj. Kenari) dari Mr.Children, BELOVED dari GLAY dan juga 手紙 (Tegami; terj. Surat) dari Fujifabric digubah ulang menjadi lebih emosional dan sedikit lebih dalam. Walaupun ada beberapa perbedaan nada vokal yang dibawakan, nyatanya rasa-rasa emosional dalam setiap liriknya itu masih terasa.
(Cukup) Lembut namun Sentuhan Vokal Kalem Mengiringi
Tenang saja, tak hanya sekedar merasakan sensasi yang emosional kalian juga bisa menemukan gubahan ulang beberapa lagu yang cukup lembut dalam cover album ini. Malah nuansa pop modern berkat instrumen yang digunakan dalam beberapa lagunya seakan membuatnya “hidup kembali”. Beberapa yang lain memang sedikit lebih tinggi nada instrumennya, namun karena pembawaan vokalnya yang hitungannya kalem menjadikannya masuk ke kategori ini.
Contohlah seperti 最後の雨 (Saigo no Ame; terj. Hujan Terakhir) dari Yasushi Nakanishi yang terbit di tahun 1992 pun terasa segar dan lebih kalem setelah digubah ulang oleh JUJU. 小さな恋のうた (Chiisana Koi no Uta; terj. Lagu Cinta Kecil) dari Mongol800 pun tak luput dalam gubahan ulang dalam versi yang lebih lembut kali ini yang awalnya memang dengan rok yang cukup menghentak. Aliens dari Kirinji pun tak luput ikut digubah, walau tak bisa dipungkiri memang terasa kurang melankolis, tetapi akibat dari kekaleman vokal-nya, masih cukup enak untuk dinikmati.
Campur-campur sih, Tapi Masih Enak kok
Dalam kategori ini, mungkin nuansa lagunya yang digubah ulang tak banyak berubah. Namun seperti layaknya kita mendengarkan cover album, lagunya masih enak untuk didengar dengan segala keunikan khas yang dibawakan JUJU dalam album ini.
Cover 笑えれば (Waraereba) dari ulfuls juga masih sama enaknya untuk didengarkan sama seperti layaknya versi asli, namun dengan sentuhan pop funk yang membawanya satu langkah lebih ceria. 言葉にできない (Kotoba ni Dekinai) dari Oda Kazumasa juga berubah dalam cover album ini. Nada yang lembut namun tetap berisi ada dalam gubahan ulang JUJU, namun hal-hal emosional yang ada dari Oda Kazumasa terutama dari vokal lirik sebelumnya tidak dihilangkan sama sekali.
Kesimpulan Akhir
Tidak semua lagu dalam cover album ini bisa saya ikutkan ke dalam ulasan artikel ini. Namun setelah mendengarkan semua isinya, saya cukup mengerti kenapa JUJU menggubah ulang beberapa lagu yang “cukup all-time Japan” ke dalam Ore no Request kali ini.
Beberapa lagu asli dalam cover album ini juga terhitung sempat tenggelam ditelan zaman dan tak banyak orang yang tahu. Selain Saigo no Ame di album ini, ada juga Ya Ya (あの時代<ルビ:とき>を忘れない) Ya Ya (Ano Toki wo Wasurenai)) dari SOUTHERN ALL STARS yang juga terhitung pernah masuk ke dalam era new wave (Kayoukyoku). Tak banyak orang yang tahu sama sekali tentang lagu ini, meskipun tahun terbitnya tepat sama seperti masa-masa keemasan citypop Jepang kala itu.
Setelah berselang waktu lama lagu-lagu tadi tenggelam, JUJU menggubahnya kembali menjadi sesuatu yang baru dan lebih mudah untuk didengarkan kalangan era baru pop modern. Kenapa lagu-lagu tadi dipilih, itupun saya tak tahu apa alasannya. Mungkin, JUJU ingin mengajak kita untuk menikmati tembang-tembang menarik meski terbilang mungkin cukup underrated.
Iya, rasanya seperti kalian menemukan permata tersembunyi dalam lagu-lagu pop Jepang yang ternyata lebih bervariasi dan enak didengar. Kejutan lagu yang menarik apabila kalian sudah jenuh mendengarkan hingar-bingar idol pop dan lagu jejepangan lain yang terlalu bersemarak.
Kedua versi lagu yang ada dalam cover album ini (baik itu dibawakan penyanyi/grup band asli maupun digubah ulang oleh JUJU sendiri) sangat saya rekomendasikan untuk kalian coba nikmati sendiri.