Jakarta, 2050. Pemerintah pusat dan pemerintah kota kolaps. Tiap-tiap daerah di kota yang kini bernama neo Jakarta, dikuasai mafia daerah. Total 60 mafia daerah berusaha memperluas daerah, dan merebut daerah mafia lawannya.
Beginilah narasi dari permainan neo Jakarta, sebuah gim distopia yang mengambil latar belakang di ibukota Indonesia. Meskipun gim bertema demikian bukanlah hal baru, ada kisah tersendiri yang menginspirasi keberadaan dari gim “iseng-iseng” ini. Mengingat saat ini kompetisi Neo Jakarta War Bot 2050 telah dimulai, tentu menarik jika penulis membahas sedikit tentang gim ini.
Lelucon Internal yang Menyebar Luas
Awal mula dari konsep ini berawal dari Januari 2019, di mana terjadi “pertikaian mafia” antara kubu neo-Matraman dan neo-Sunter. Kubu neo-Matraman dikepalai oleh Riku, mewakili kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Di sisi lain, kubu neo-Sunter diketuai oleh Marquee Adam, sosok di balik suksesnya Naruto Run Comic Frontier 9 yang sensasional. Belakangan, kubu neo-Mangga Dua juga turut terlibat dalam pertarungan, menambah warna dalam “pertarungan” ini.
Berawal dari lelucon internal, “pertarungan” ala mafia ini mendapat sambutan luas saat seorang warganet bernama Excel Coananda mempublikasikan peta Jakarta, lengkap dengan konsep gim dan aturan mainnya. Wilayah Sunter, Matraman, dan Mangga Dua yang menjadi inspirasi juga turut dimasukkan dalam gim ini.
Sebagai catatan, peta gim neo-Jakarta tidak mengikuti batas-batas kelurahan maupun kecamatan riil di Jakarta. Beberapa nama tempat telah diganti namanya dengan nama-nama yang lebih populer di masyarakat. Sebut saja Kecamatan Menteng yang diganti namanya menjadi Thamrin, dan Kecamatan Setiabudi menjadi Sudirman. Kedua nama ini terkenal sebagai wilayah sentra bisnis di Jakarta.
Betransformasi Menjadi Bot
Menyusul ketenaran bot perang wilayah tingkat dunia dan nasional, seseorang berinisiatif untuk membuat versi War Bot untuk wilayah Jakarta. Peta yang digunakan adalah peta neo-Jakarta buatan Excel Coananda. “Biar lebih seru”, sahut admin War Bot yang dalam wawancara singkat kami.
Secara garis besar, aturan main dalam War Bot ini tidak jauh berbeda dengan konsep gim neo-Jakarta. Satu wilayah menyerang wilayah lain yang ada di dekatnya. Pertarungan akan terus berlanjut hingga tersisa satu wilayah yang menguasai seluruh Jakarta. Bedanya, permainan ini sepenuhnya dijalankan oleh program, membuat permainan ini semakin menegangkan. Warganet turut membuat meme dalam bentuk breaking news sebagai respon dari hasil pertarugan yang ada.
Bicara soal jagoan admin Neo Jakarta War Bot 2050, ia menginginkan wilayah Bunis menjadi pemenang. Seribu sayang, wilayah Bunis menjadi yang pertama tumbang, diserang Kebon Jeruk dari sisi barat. Sejumlah meme yang berkaitan dengan Bunis bermunculan, salah satunya ayam goreng Rocky Rooster yang terkenal di wilayah tersebut. Setelah Bunis tumbang, sang admin mengaku berpindah dukungan kepada sang agresor, Kebon Jeruk.
Asli Bot, Ada Algoritmanya
Menyusul kekalahan perdana Bunis atas Kebon Jeruk, banyak warganet yang mulai mencurigai laman ini bukanlah bot, melainkan settingan dari adminnya sendiri. Kecurigaan ini wajar terjadi, mengingat beberapa laman yang mengaku sebagai War Bot malah memiliki alur pertarungan yang tidak masuk akal. Untuk menjawab keraguan tersebut, sang admin berbaik hati memberikan algoritma singkat dari pertarungan ini.
- Pilih satu dari 60 daerah secara acak. Sebut saja daerah A.
- Catat siapa saja tetangga yang merupakan musuhnya.
- Jika tidak ada tetangga yang merupakan musuhnya, kembali ke poin 1
- Pilih satu dari tetangga musuhnya secara acak. Sebut saja daerah B.
- Kesimpulan: Daerah A diserang daerah B.
Siapakah nantinya wilayah yang akan menjadi pemenang dalam battle royale neo Jakarta ini? Manakah wilayah yang Anda jagokan? Ikuti terus alur pertarungannya di laman Facebooknya!
Sumber: Wawancara admin Neo Jakarta War Bot 2050