Event tahunan Bunka no Hi tahun 2019 diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 30 Maret silam. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Unit Kebudayaan Jepang ITB ini merupakan yang ke-lima kalinya secara berurutan setiap tahunnya dengan fokus pada penampilan dan pertunjukan terkait dengan kebudayaan Jepang. Acara diadakan di Aula Timur ITB dari siang hingga malam hari. Agenda utama acara ini berpusat pada pertunjukan para anggota dari UKJ ITB itu sendiri.
Acara dimulai pukul 13.30 siang yang kemudian langsung dilanjutkan penampilan tari Yosakoi dari grup Yosakoi Shima. Tarian-tarian lain bercorak kebudayaan Jepang lainnya juga ditampilkan oleh grup Unagi, Matsudan dan Neo Denpa. Menjelang pertengahan acara, diadakan cosplay walk yang merupakan agenda acara baru bagi Bunka no Hi tahun ini. Setelah coswalk acara berlanjut dengan penampilan dari Natsu Matsuri, serta dari beberapa band seperti Haruoto dan Tentative.
Menjelang malam, terdapat penampilan drama budaya yang berjudul ‘Bokutachi no Kisetsu’. Drama ini mengisahkan kedua mahasiswa baru ITB, serta pergelutannya dengan masalah akademik dan minatnya sendiri—dimana kemudian UKJ datang sebagai sarana dan fasilitas untuk mendapatkan solusi. Penampilan sandiwara tersebut diselingi pertunjukan band dari BandWots, tari tradisional dari Sagamihara, Senbonzakura, dan penampilan lainnya. Acara diakhiri pada pukul 08.00 malam dengan lagu cover ‘Peace Sign’ milik Kenshi Yonezu, dan ditutup dengan Bon Odori bersama seluruh pengunjung acara.
Acara ini sendiri, yang secara harfiah berarti ‘Hari Budaya’, merupakan ajang bagi para anggota UKJ ITB untuk menunjukkan kemampuannya yang telah dipelajari selama setahun. UKJ ITB terdiri dari enam divisi yaitu Tari, Musik, Manga, Bahasa, Cosplay, dan Memasak, semua turut andil dalam acara Bunka no Hi ini. Bagian Tari dan Musik melakukan penampilan di atas panggung dan Cosplay melakukan coswalk, divisi Manga, Bahasa, dan Masak memiliki stand dimana mereka menunjukkan kemampuannya.
Penyelenggaraan ini sendiri bisa terwujud sebab adanya solidaritas dan rasa kebersamaan dari UKJ ITB itu sendiri. Murni berdasarkan minat, setiap tahun UKJ ITB menarik mahasiswa-mahasiswa baru yang kemudian menjadi sering berkumpul. “Minat mereka tak sekedar menjadi minat,” ujar Ikrar, Ketua UKJ ITB. “Tapi terwujudkan, dan dapat dinikmati semua orang. Dengan rasa ingin membuat sesuatu dari minat mereka tersebut, para anggota UKJ ITB bahu membahu memanifestasikan minat mereka dalam ajang Bunka no Hi ini.
Dengan bercermin pada pertunjukan yang menarik dari Bunka no Hi ini sendiri, Ikrar berpesan bagi mereka yang memiliki minat dan bakat tetapi masih ragu untuk mengejawantahkannya. “Mungkin awalnya dari dengerin aja…Kenapa nggak kamu coba mainkan?” ujarnya. “Selama proses itu, harus dibawa dengan hati—dengan suka.”