Enakan fanart atau OC ya?
Di kala Anda menjelajahi festival anime atau industri kreatif, akan ada tiga jenis karya yang bisa Anda lihat. Ada yang membuat karakternya sendiri, ada juga yang membuat karya berdasarkan anime atau game tertentu, dan ada pula yang hanya mencuri dan mencetak gambar dari Internet. Poin ketiga tidak usah dibahas lebih lanjut, karena Anda sudah tahu jelas hal itu melanggar hukum dan merebut penghasilan dari pembuat karya yang sebenarnya.
Dengan begitu, tersisa dua poin yang akan menjadi bahasan utama dari artikel ini, yakni fanart dan Original Works (biasa terkenal dengan sebutan OC atau IP). Kedua hal ini sudah menjadi perdebatan bagi banyak orang, bahkan di level komunitas gambar sekalipun. Ada yang lebih suka membuat karya dengan karakter sendiri, ada pula yang lebih suka menggambar fanart. Apapun jalan yang Anda pilih, keduanya sama-sama baik. OC tidak lebih dari fanart, begitu pula sebaliknya.
Meskipun demikian, banyak pula yang masih bimbang, entah mau memfokuskan diri membuat fanart atau OC. Maka itu, di artikel ini, penulis akan membahas keunggulan dan kelemahan keduanya, sekaligus pilihan mana yang sebaiknya Anda ambil.
Apa Itu OC? Apa Itu Fanart?
Di kalangan komunitas menggambar, OC adalah singkatan dari Original Character, sebuah karakter yang diciptakan sendiri oleh senimannya. Biasanya, sebutan OC ini lebih ditujukan untuk seniman yang menggambarnya hanya untuk bersenang-senang, atau sebagai sarana komunikasi dengan sesama seniman. Biasanya, mereka menambahkan hal-hal yang menarik pada karakter mereka, seperti penampilan, aksesoris, tanggal ulang tahun, sifat, hingga kisah-kisah singkat tentang karakter tersebut. Sayangnya, OC ini seringkali kurang populer, membuat mereka kemudian perlahan-lahan melupakan karakter yang telah mereka ciptakan dengan susah payah.
Meskipun begitu, tidak sedikit pula seniman yang mengembangkan OC mereka. Mereka mengembangkan karakter buatannya dalam berbagai media, dari komik, novel, merchandise, hingga animasi. Pada titik inilah, OC yang mereka buat sudah layak disebut sebagai IP (Intellectual Property / Hak Kekayaan Intelektual), yang berarti Anda memiliki hak penuh untuk membuat, mendistribusikan, dan mengatur hak dari karakter yang Anda buat sendiri.
Jika Anda menggambar karakter buatan orang lain, biasanya dari serial anime, manga, atau game, karya yang Anda buat disebut fanart. Perihal kontroversi yang tengah marak seputar fanart, semua kembali pada kebijakan pemilik IP. Ada yang melarang, membatasi, atau bahkan mendukung fanart sebagai sarana promosi karya buatan mereka. Banyak serial anime yang sukses berkat fanart, seperti Love Live, Fate Series, Granblue Fantasy, Kantai Collection, dan lain sebagainya.
Kenapa Fanart?
Akui saja, seorang seniman ingin karya mereka dilihat dan diapresiasi. Sejumlah seniman lebih memilih untuk memanfaatkan kepopuleran anime atau game tertentu sebagai proyek mereka selanjutnya, baik dalam bentuk ilustrasi, merchandise, fanfic, maupun doujinshi. Pada dasarnya, sejumlah fanartist – sebutan untuk seniman yang membuat fanart, berpikiran realistis. Mayoritas pecinta jejepangan di Indonesia lebih memilih untuk membeli barang yang betul-betul mereka kenal. Karena anime sudah tenar dari sananya, para seniman pun memanfaatkan momentum ini untuk unjuk gigi, memasarkan hasil karya mereka. Desain karakter sudah ada, segala detil karakter sudah dijabarkan secara jelas. Seniman tinggal menjabarkan ide dan visualisasi karyanya dengan baik dan unik, agar mampu bersaing dengan seniman lain di pasar serupa.
Meskipun begitu, membuat fanart tidak melulu soal uang. Ada pula seniman yang membuat fanart karena kecintaannya terhadap apa yang mereka tonton atau mainkan. Hal ini bisa kita lihat dengan mudah di basis penggemar yang tidak mengenal musim, seperti Love Live, Idolmaster, Haikyuu, maupun Touhou. Meskipun bukan musimnya, toh barangnya masih ludes terjual. Sekali lagi, ide dan visualisasi seniman yang berbicara.
Bebaskan Diri, Buat Karakter Sendiri
Meskipun fanmerch dan doujinshi adalah pundi uang yang menjanjikan, beberapa seniman tidak puas dengan keadaan ini. Ada yang mulai lelah karena sisa karyanya tidak lagi terjual setelah tren berganti, ada pula yang mulai bosan berkarya menumpangi IP orang lain, bahkan ada juga yang tertantang mengembangkan karakter sendiri dari nol.
Karakter sudah dibuat. Segala detilnya juga sudah disiapkan. Namun, karakter tersebut tidak akan ada artinya kalau tidak dikembangkan melalui cerita. Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan OC menjadi IP, mulai dari yang murah sampai yang super mahal. Mulailah dari hal kecil terlebih dahulu, dan komik adalah salah satunya. Dekatkan karya Anda dengan konsumen dengan membagikannya secara gratis melalui media sosial atau jaringan komik daring semisal Webtoon atau Ciayo.
Jika Anda berharap cara ini dapat menghasilkan uang dengan cepat, simpan dulu itu untuk nanti. Kembali ke poin di atas, konsumen harus tahu apa yang Anda buat. Di sinilah Anda perlu mempelajari ilmu-ilmu pemasaran dan mengamati selera pasar. Dengarkan saran-saran dari konsumen, agar tahu apa yang harus dibuat selanjutnya. Sama halnya dengan fanart, ide, visualisasi, dan keunikan adalah kunci untuk menjaring basis penggemar. Jika Anda memiliki penggemar, apapun yang Anda buat, akan selalu dinanti dan dibeli oleh mereka.
Setelah penggemar berhasil dikumpulkan, tiba saatnya Anda mulai mencari penghasilan dari buah ciptaan Anda sendiri. Carilah informasi tentang acara industri kreatif, semisal Comifuro di Jakarta, Pakoban di Bandung, atau Mangafest di Yogyakarta. Daftarkan diri Anda dan pasarkan karya-karya yang Anda buat. Karya yang biasa dijual dalam acara ini adalah komik, novel, atau merchandise seperti stiker, pin, atau gantungan kunci. Sisanya, biarlah keberuntungan dan kemampuan Anda yang menjawab.
Pilih OC atau Fanart?
“Saya masih bingung nih, gimana dong?”
Mudahnya, tergantung diri Anda sendiri, apakah Anda orang yang realistis atau idealis.
Bagi Anda yang realistis, menjadikan seni sebagai mata pencaharian atau sebatas kerjaan sampingan, fanartist adalah jalannya. Asalkan ide dan cara penyampaiannya baik, konsumen akan lebih mudah mengenali dan membeli barang Anda. Jika Anda mempunyai skill gambar yang mumpuni, membuka commission (orang lain meminta Anda untuk menggambar sesuai keinginannya) adalah cara jitu untuk mendapatkan penghasilan. Konten daring berbayar seperti Patreon juga bisa menjadi alternatif. Banyak seniman fanart yang telah sukses di bidangnya, seperti Kawacy, Kantoku, maupun seniman lokal Chroneco dan Kazenokaze.
Sebaliknya, jika Anda memiliki impian untuk terkenal dengan karakter sendiri, lakukanlah. Memang berat di awal, di mana Anda harus mempromosikan karya Anda di pasar yang tepat, mencari koneksi dengan sesama seniman, modal yang tidak sedikit untuk membuka stan dan memproduksi karya, hingga persiapan mental jikalau karya Anda tidak laku di pasaran. Meskipun begitu, dengan belajar dan kerja keras, niscaya karya Anda akan dinanti dan disukai penggemar.
Bagaimana jika Anda ingin membuat IP sendiri sekaligus memasarkan fanart? Bisa, dan buktinya ada di sekitar kita. Maggot666 punya OL-chan. Tidak lupa Pandaclip dengan Chiwa dan kawan-kawan. Yozhman juga masih membuka commission meskipun sudah punya MlemBlemMelm. Singkatnya, banyak dari pemilik IP masih membuat fanart untuk mendanai promosi karakternya sendiri, dan hal itu adalah sesuatu yang wajar.
Manakah jalan yang Anda pilih? Semuanya kembali ke Anda, karena apapun yang Anda pilih benar adanya.
Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Excel Coananda.