Gacha memang istilah yang sudah tidak asing lagi di dalam dunia gim mobile. Istilah yang datang dari sebuah mesin populer di jepang yang bernama gashapon, di mana mesin tersebut akan memberikan mainan kapsul secara random jika kalian memasukkannya sejumlah uang. Sistem tersebut juga sudah banyak diimplementasikan pada gim smartphone, dan dapat dikatakan bahwa sistem tersebut sukses besar untuk menarik pemain serta menghasilkan keuntungan. Hal tersebut dapat dilihat dari kesuksesan game berbasis gacha populer seperti Fate/Grand Order (FGO) yang telah meraup keuntungan ratusan juta yen. Kalian pasti sering melihat di timeline kalian para pemain game tersebut marah sampai frustrasi karena hasil gachanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Lantas, hal apa saja sih yang membuat para pejuang gacha tersebut sampai frustrasi, tapi tetap saja setia memainkan gim tersebut?
Persentase Rates yang Bikin Nangis
Hal pertama yang perlu diingat dalam bergacha adalah persentase ratesnya yang bisa terbilang kecil. Rarity (kelangkaan) pada game gacha biasanya terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Normal, Rare, Super Rare, dan Special Super Rare atau yang biasa disebut SSR, walaupun beberapa juga ada yang sampai Ultra Rare (UR) seperti pada gim Love Live! School Idol Festival (LLSIF). Semakin tinggi raritynya, maka semakin kecil pula kesempatan untuk medapatkannya. Beberapa gim memang memiliki presentase yang berbeda-beda, contohnya seperti pada Granblue Fantasy (GBF) dan Idolm@ster Cinderella Girls Starlight Stage (CGSS) yang memiliki persentase rates SSR sebesar 3%. Lain cerita dengan FGO, di mana persentase rates untuk mendapatkan servant bintang lima (setara dengan SSR) hanya 1%, sama halnya pada LLSIF dimana persentase rates untuk mendapatkan UR adalah 1%. Selain itu, biasanya juga terdapat gacha festival dalam beberapa bulan sekali yang dimana persentase rates gacha menjadi 2x lipat.
Bisa dilihat bahwa kesempatan untuk mendapatkan rarity tertinggi masih kurang dari 10%, dan perlu diingat juga bahwa persentase rates tersebut mencakup seluruh karakter yang ada, artinya walaupun kalian telah mendapatkan rarity tertinggi, belum tentu itu adalah karakter yang kalian inginkan. Persentase rates kecil inilah yang terkadang membuat para pejuang gacha geram, terutama kepada para pemain yang kurang memiliki keberuntungan. Jadi jangan heran jika melihat ada orang yang sangat senang saat mendapatkan SSR di timeline anda.
Waifu/Husbando Adalah Prioritas Utama
Dalam gim yang dimainkan setiap pemainnya, pasti memiliki karakter favorit yang biasa disebut sebagai waifu atau husbando mereka. Faktor inilah yang terus mendorong para pemain untuk menggacha terus menerus hingga waifu/husbandonya berhasil didapat.  Bagi yang memiliki hoki tinggi mungkin akan mendapatkannya hanya dengan sekali gacha. Akan tetapi bagi pemain yang kurang beruntung, mereka baru akan mendapatkannya setelah gacha berkali-kali, atau mereka bisa saja salah tarik dan mendapatkan SSR karakter yang tidak diinginkan, atau bahkan tidak mendapatkan SSR sama sekali. Tidak peduli ada karakter yang statnya atau skillnya lebih bagus, jika itu bukan karakter yang mereka incar, maka hasil gachanya bisa dianggap ampas oleh mereka sendiri.
Mendapatkan rarity tertinggi waifu/husbando bisa dibilang sebagai suatu pencapaian pada game gacha tersebut. Mendapatkan SSR waifu/husbando diibaratkan seperti menjemput kekasih pulang ke rumah. Oleh karena itu, beberapa orang tidak segan mengeluarkan uang yang tidak sedikit agar waifu/husbandonya dapat pulang ke sisi mereka. Seperti pada kasus dua tahun lalu, di mana seorang pemain GBF pernah mengeluarkan $6,065 (Rp. 86 juta) untuk mendapatkan karakter bernama Andira yang terbatas pada waktu itu. Ada juga pemain FGO yang mengeluarkan 600 ribu Yen (Rp. 77 juta) demi memaksimalkan NP (Noble Phantasm) seorang karakter bernama Scathach, yang di mana untuk menaikkan NP dibutuhkan beberapa salinan kartu dari karakter tersebut.
Menggarami atau Tergarami?
Dalam hukum rimba pergachaan, terdapat dua pilihan, yaitu antara kalian menggarami orang lain atau tergarami oleh orang lain. Hal pertama kali yang biasa dilakukan setelah mendapatkan SSR adalah memamerkannya di media sosial, entah dalam grup, sekadar teman dekat, atau pada linimasa sendiri. Rasanya kurang sempurna jika mendapatkan SSR tidak dipamerkan ke orang lain. Kegiatan seperti inilah yang dapat memicu situasi menggarami, yaitu situasi di mana membuat pemain lain iri, apalagi jika dibumbui dengan kata-kata manis seperti “duh salah tarik”, “kok malah dapat dia sih”, “waifu ku kok gak dapet-dapet, malah ampas mulu”, padahal mereka sudah mendapatkan rarity tertinggi, walaupun bukan karakter favorit mereka.
“One man’s trash is another man’s treasure” adalah sebuah ungkapan yang sangat cocok untuk situasi tersebut. Arti dari ungkapan itu sendiri adalah sesuatu yang orang lain anggap sampah atau tidak berguna mungkin dapat dianggap berharga oleh orang lain. Mungkin saja karakter yang mereka dapatkan itu adalah waifu/husbando orang lain, yang tentu saja dapat memicu kekesalan orang yang menginginkannya.
Itulah keluh kesah yang dialami para pejuang gacha, mulai dari persentase rates yang bisa terbilang kecil, waifu/husbando yang tak kunjung pulang, serta garam yang bertebaran di sekeliling mereka sehingga membuat mereka jengkel.
Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis, tidak mencerminkan pandangan umum Risa Media. Penulisan oleh Aji Kurniawan Saputra.