Hai hai Riscomrades! Kalian pernah dengar kan, biasanya orang Jepang ketika menjelang hari Natal akan berbondong-bondong memakan KFC? Nah, Fella kali ini mau mencoba apa sih rasanya, sekalian meriset juga mengapa ada tradisi ini.
Sebelum mendekati Natal, Fella juga pernah mencoba ayam KFC di Jepang. Namun, rasa ayamnya berbeda jauh dengan KFC di Indonesia. Jangan harap bisa menemui hidangan paket nasi di sini, karena nasi pun tidak disediakan. Fokus KFC sebagai fast food di sini adalah ayam goreng, titik.
Tentu saja, Jepang dan sistem ‘limited time products’ favorit mereka, pada waktu-waktu atau musim-musim tertentu, beberapa jenis burger dan ayam-ayam dengan berbagai rasa juga dapat di beli. Akan tetapi, menjelang Natal, tepatnya tanggal 20 sampai 25-26 Desember, menu KFC Jepang akan berfokus kepada ayam orisinil mereka.
Bagi kalian yang belum tahu, ayam orisinil adalah ayam yang tidak garing seperti ayam crispy, ayam yang kita semua orang Indonesia sudah terbiasa. Fella sendiri sebagai orang Indonesia, jelas maunya ayam crispy. Sayangnya, ayam crispy hanya ada di waktu-waktu tertentu. Waktu tersebut yang pasti bukanlah waktu menjelang Natal seperti ini.
Menjelang hari raya ini, orang Jepang biasanya memesan bucket ayam untuk mereka makan bersama keluarga di rumah. KFC akan sangat padat di waktu-waktu seperti ini. Dengan memesan dan membawa pulang, mereka akan bisa merayakan Natal dengan santai, tidak terburu-buru seperti makan di tempat. Selain itu juga, andai saja mereka tidak memesan dari hari-hari yang lalu, antriannya akan sangat panjang. Terbayang kan seberapa fanatiknya orang Jepang untuk membeli KFC di hari Natal?
Saat KFC Menjadi Budaya Natal Jepang
Usut punya usut, alasan orang Jepang memilih KFC sebagai menu Natal mereka cukup sederhana. Umumnya di Jepang, agama bukanlah hal yang menjadi prioritas. Natal yang selayaknya adalah sebuah hari raya keagamaan pun awalnya tidak dirayakan dengan suatu signatur tertentu.
Barulah pada tahun 1970, ketika franchise KFC pertama muncul di Jepang, mereka merasa adanya suatu oportunitas bisnis. Mengapa demikian? Yah, jujur saja, ayam dan kalkun tidak terlalu jauh berbeda kan? Maka dari itu, mereka pun membuat slogan-slogan seperti “Kurisumasu ni wa Kentakkii” (Saat Natal, ya Kentucky). Promosi yang berulang-ulang seperti ini tentunya akan masuk ke dalam budaya mereka, melahirkan budaya Natal KFC.
Oh iya, ada satu alasan lain juga mengapa mereka memilih KFC sebagai makanan signatur untuk Natal. Alasannya cukup lucu, yaitu Colonel Sanders mirip dengan Sinterklas. Ini juga menjadi salah satu strategi marketing bagi KFC Jepang.
Mayoritas orang Jepang memang tidak mempunyai budaya keagamaan untuk merayakan hari Natal, tetapi baiknya juga mereka tetap meluangkan sehari bersama keluarga mereka di rumah. Ini adalah momen yang tidak setiap hari bisa mereka rasakan, entah itu harus melalui strategi dagang KFC ataupun yang lain.
Bagaimana Rasanya?
Setelah membaca artikel ini, tentu kalian penasaran akan satu hal. Apakah rasa ayam KFC di Jepang, terutama menjelang Natal, rasanya akan enak sekali?
To be honest, biasa aja.