Hari ini (20/05), dunia manga kembali kehilangan salah satu jiwa berbakatnya dan merupakan salah satu veteran yang sudah lama bergerak di bidang ini. Ia adalah Kentaro Miura. Beliau meninggal dunia di usia 54 tahun akibat diseksi aorta akut pada tanggal 6 Mei 2021. Hal ini telah disampaikan terlebih dahulu oleh pihak penerbit Berserk, Hakusensha melalui akun twitter khusus Berserk, Berserk Project.
“Kentaro Miura-sensei, penulis "Berserk", meninggal dunia pada tanggal 6 Mei 2021 karena diseksi aorta akut. Kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk karya lukis Miura-sensei dan berdoa untuk jiwanya.” Ujar tweet terbaru dari akun official Berserk Project.
Perjalanan dari awal hingga kini
Kentaro Miura lahir di Chiba pada 11 Juli 1966. Pria ini lahir sebagai seorang kidal dari ayah yang bekerja sebagai storyboarder iklan dan ibu yang mengajar kesenian. Ketertarikan Miura terhadap dunia komik sudah ada sejak beliau masih kecil. Melalui notebook miliknya, Miura kecil mengekspresikan keinginannya dalam menggambar melalui komik-komik kecil. Tak hanya untuk pengekspresian diri, beliau melakukan itu demi mendapat teman baru. Dengan alasan seperti itu, Miura yang berumur 10 tahun, menciptakan manga pertamanya bernama Miuranger yang ditunjukkan untuk teman-teman kelasnya.
Sejak kecil, Miura sudah mengasah kemahirannya dalam menggambar dan terus terasah hingga memasuki masa kuliahnya, dimana dia menciptakan manga bernama Futatabi sebagai syarat untuk masuk ke Nihon University pada tahun 1985. Berkat manga itu juga, Miura mendapat kesempatan untuk menerbitkannya di Weekly Shonen Magazine dan masuk nominasi sebagai Best New Author. Pada tahun 1988, Miura menciptakan prototipe Berserk, Manga yang kelak akan melambungkan namanya. Prototipe ini diterbitkan melalui Monthly ComiComi dan berhasil memenangkan hadiah ComiComi Manga School. Di tahun berikutnya, Beliau bekerja sama dengan Buronson, penulis cerita Hokuto no Ken untuk menerbitkan manga King of Wolves. Pada tahun yang sama pula, Berserk memulai perjalanan yang sebenarnya sebagai sebuah manga serialisasi yang telah berjalan selama 32 tahun di majalah komik Animal House Magazine sebelum akhirnya berpindah ke majalah Young Animal pada tahun 1992.
Miura bisa dianggap sebagai salah satu mangaka yang produktif menghasilkan karya selama perjalanan hidupnya. Sejak kecil sudah menciptakan manga untuk kalangan tertentu, mulai terjun di lapangan dan bekerja bersama profesional saat remaja hingga dewasa, meski serialisasi Berserk masih berjalan tapi sempat untuk menerbitkan karya lain, dan akhirnya menjadi sosok legenda di dunia perkomikan Jepang hingga akhir hayatnya. Kematiannya memang mendadak tapi, kehidupan yang dijalankan oleh Miura-sensei mungkin hingga akhir adalah salah satu yang terbaik dan memuaskan bagi setiap orang.
Golden Age arc dan akhir kisah dari malam yang melelahkan
Rasanya tak berlebihan jika menyebut Berserk sebagai salah satu Masterpiece Manga karena faktanya, Kemahiran Kentaro Miura dalam menggambar, membuat setiap panel manga Berserk penuh dengan detail yang menakjubkan. Sebagai seorang penggemarnya, saya selalu dibuat takjub dan terkagum-kagum dengan gambar yang dihadirkan dalam setiap chapternya. Seluruh gambar yang diciptakan, bahkan dari panel terkecil, membuat Berserk layak mendapatkan museum tersendiri demi memamerkan gambar yang terbesar hingga yang terkecil dari tangan sang maestro.
Keuletan Kentaro Miura ini tak hanya bisa dirasakan melalui goresan yang diciptakannya, tapi juga dari segi cerita yang disajikan. Inti cerita Berserk adalah tentang bagaimana harapan dan keputusasaan serta perjuangan berjalan berdampingan dan menjadi dinamika yang membuat setiap pembacanya bergidik dan terbawa emosi. Meski membutuhkan waktu 2-3 tahun bahkan lebih demi mendapatkan satu chapter terbaru Berserk, hasil yang didapatkan selalu membuat saya bahkan seluruh penggemar, merasa puas membacanya. Ada satu arc Berserk yang membuat manga ini dikenal banyak orang dan mendapatkan tempatnya di ranah mainstream bahkan merupakan salah satu arc terbaik, Arc itu adalah Golden Age arc.
Arc ini adalah arc kedua sejak Berserk melakukan serialisasinya, dimana arc yang disajikan sebelumnya bernama Black Swordman arc. Golden Age arc menceritakan bagaimana Guts hidup dari awal kecil hingga dia dewasa dan menemui satu titik dalam hidupnya yang membuat semuanya jungkir balik. Fokus cerita tak hanya pada Guts tapi, semua karakter yang ikut di dalamnya.
Kentaro Miura mengajak para pembaca menyelam pada pola pikir dan sikap Griffith serta bagaimana kharismanya sebagai sosok pemimpin yang ambisius, Casca yang seorang perempuan keras kepala tapi merupakan prajurit yang kesetiaannya pada Griffith tak perlu diragukan, serta anggota Band of Hawks lainnya seperti Judeau, Gaston, Rickert, Pippin, dan Corkus. Pertemuan Guts bersama seluruh anggota Band of Hawk ini membuat arc menjadi seimbang dengan adanya harapan bagi Guts melalui teman-teman baru yang dia temui.
Saat dibilang seimbang, tentu dimana ada harapan di sana ada keputusasaan. Awal mula arc ini menceritakan bagaimana hidup Guts sebelum bertemu Band of Hawk. Dia lahir dari kumpulan mayat, dibesarkan oleh Gambino, prajurit bayaran yang lalu menjual Guts untuk dilecehkan kepada sesama rekan prajuritnya, serta hidup sendirian melawan traumanya setelah membunuh Gambino. Anak kecil sebatang kara seperti itu hanya ditemani pedang yang tingginya lebih besar darinya untuk melawan dunia yang kejam ini setidaknya begitu sebelum dia bertemu dengan Griffith dan Band of Hawk tapi, hal itupun tak berangsur lama.
Apa yang lebih menyakitkan dari hidup sendirian? Dikhianati oleh teman seperjuanganmu sendiri. Saat Guts mengira dirinya sudah memiliki teman-teman yang menemani dirinya dari hidup yang kejam, dirinya malah dikhianati oleh rekan yang paling dia percayai, tidak lain dan tidak bukan adalah Griffith. Ambisi Griffith adalah untuk memiliki kerajaannya sendiri maka, karena itu dia membentuk Band of Hawk. Segala cara dia halalkan demi mendapati ambisi tersebut termasuk, mempersembahkan seluruh teman yang setia padanya kepada Godhand, kumpulan Iblis yang merupakan pelaksana kejahatan atas masing-masing keinginan mereka.
Melihat hal itu, jelas membuat siapapun juga akan merasa tertegun, marah, sedih dan emosi bercampur aduk saat Griffith menukar seluruh rekan seperjuangan yang setia dan melewati susah-senang bersamanya demi sebuah kejayaan abadi dari kerajaan yang dia impikan. Saya jujur saja hanya tertegun dan terdiam melihat kengerian itu saat menonton dan membaca manganya, seolah melihat kiamat di depan mata dan diiringi teriakan keputusasaan Guts ketika hanya bisa diam melihat Griffith memperkosa Casca di depan matanya, membuat hati semakin tercabik membayangkan seluruh pengkhiantan ini dilakukan di atas penderitaan mereka yang pernah berjuang bersama. Setidaknya, Itulah yang terjadi di akhir arc Golden Age Arc.
Harapan dan keputusasaan adalah tajuk utama yang diemban dalam arc ini dan berhasil diolah oleh Kentaro Miura dengan seimbang serta apik. Tidaklah mengherankan jika Berserk digadang-gadang sebagai salah satu Manga terbaik dalam genrenya, jika tidak pada umumnya. Setelah selesai dengan Golden Age Arc, masih ada beberapa arc lain untuk disaksikan meski tak sebrutal sebelumnya. Yang sangat disayangkan adalah, akhir kisah Berserk akan selamanya menjadi misteri yang terkubur bersama sang pengarang padahal, Kentaro Miura berharap agar dirinya bisa terus sehat hingga Berserk mencapai akhir cerita.
“Saat aku memulai serialisasi, aku kurang memikirkan tentang akhir dari cerita dan berpikir jika terus menulis ceritanya, cepat atau lambat akan berakhir. Tapi hari ini, aku sadar bahwa hidup tidak kekal, dengan menjaga kesehatanku maka, aku mencoba untuk menyelesaikan serial ini” ujarnya pada sebuah wawancara dengan penerbit Prancis pada 2019 lalu. Sebagai penggemar, saya merasakan rasa sedih yang mendalam karena hal ini telah menjadi ketakutan tersendiri, dimana manganya terus berkembang dari masa ke masa, sementara umur sang mangaka akan semakin berkurang dan mendekati ajal. Meski menjaga kesehatan, takkan bisa mengelak dari takdir yang sudah ditentukan. Kita hanya mampu berlapang dada atas kejadian ini dan berharap agar Kentaro Miura tenang di sana.
Selamat jalan, Kentaro Miura. Terima kasih atas lembaran putih yang telah engkau isi dengan tinta dan menjadi satu hal menakjubkan yang akan dikenang hingga generasi berikutnya. Semoga engkau memiliki malam panjang yang menenangkan untuk beristirahat di sudut lain kehidupan.