“Are you ready, KMI? THIS IS BR : ACADEMY.... Make. Some. Noise...”
Begitulah kutipan pembuka dari event komik tahunan di sebuah grup gambar, disampaikan langsung oleh King, pemimpin serta penyelenggara event tersebut.
Battle Rally, atau biasa disingkat BR, merupakan lomba komik yang diselenggarakan oleh grup gambar bernama KMI (Komunitas Mangaka Indonesia).
Semua ini bermula saat seorang anggota grup tersebut menantang veteran di grup yang sama dalam hal menggambar. Pihak KMI yang awalnya tak berniat membuat lomba ini, akhirnya menyediakan sebuah tempat untuk para anggotanya yang ingin beradu kemampuan, apa yang kemudian diketahui sebagai Battle Rally. Event ini kemudian diselenggarakan setahun sekali dengan mengambil tema yang berbeda-beda.
Tahun ini, Battle Rally kembali hadir dengam mengusung tema yang sudah menjadi genre sendiri di ranah literatur: akademi sihir, dengan tajuk Battle Rally: Academy.
Meski tema yang diangkat cukup biasa, tapi inilah yang menjadi daya tarik utama Battle Rally tahun ini. Kemudahan mencari referensi dan kisah di sekolah yang bisa dikreasikan sedemikian rupa, menjadi batu lompatan bagi para kreator lokal untuk berkreasi seliar apapun. Turut berkaitan pula, terdapat beberapa hal lain yang akan dibahas disini tentang dampak Battle Rally: Academy terhadap para kreator.
Battle Rally: Ajang Belajar dalam Berkarya
Seperti lomba pada umumnya, Battle Rally: Academy memiliki tahapan yang harus dilalui oleh peserta dan akan diberikan penilaian di tiap tahapannya.
Saat penilaian sudah diumumkan, seringkali ada komplain dari beberapa peserta, dan ini sudah menjadi momok tiap kali Battle Rally diselenggarakan. Tapi, bukan berarti itu menjadi halangan bagi para peserta lainnya. Beberapa dari mereka malah menjadikan ini kesempatan untuk belajar agar bisa meningkatkan skill.
“Paling sering itu kalau sudah penjurian. Pasti ramai komplainnya" tutur Ignatia Listyandini, selaku salah satu peserta Battle Rally: Academy. Ia sendiri adalah salah satu member veteran KMI yang juga ikut serta dalam Battle Rally: Academy ini.
“Gue pas BR:A nabung portofolio dari BR. Gegara itu, gue gampang dilirik perusahaan komik. Dari segi pertemanan, gue jadi punya link teman-teman yang sudah ikut industri kreatif, dari komikus sampai illustrator. Dari sana juga, gue bisa tau info kerja, pasar, tips dan trik seputar industri kreatif juga." ujarnya saat diwawancarai tentang dampak Battle Rally: Academy terhadap dirinya selaku kreator.
Selain hal itu, Ignatia juga mengatakan bahwa Battle Rally: Academy juga membantu dalam trial and error untuk meningkatkan kemampuan, membantu komiknya agar dapat approach ke orang awam, serta latihan untuk mencari selera pasar.
Selain Ignatia, Takiya Arumz juga merasakan hal yang sama. Juara ketiga Battle Rally: Academy tahun 2019 ini mengatakan mendapat dampak yang besar selama lomba berlangsung.
“Bisa dibilang dampaknya besar juga, sih. Membuat aku jadi lebih improve baik dari segi kecepatan ngelining, kekuatan the power of kepepet-nya dan banyak belajar juga karena BR diberi nilai" ucap Takiya.
“Sebagai kreator sendirinya, jadi tahu hal-hal yang sebelumnya aku gak tahu dan hal lain yang mesti dipelajarin" lanjutnya.
Ilmu Dapat, Relasi Juga Dapat
Sudah seharusnya, sebuah lomba membuat para pesertanya mendapatkan relasi, dikarenakan seringnya berinteraksi kepada sesama peserta selama perlombaan berlangsung.
Itulah yang dialami beberapa peserta yang ikut. Salah satu diantaranya adalah seorang webtoonist terkenal, yaitu Vega Mandalika Jhauhary.
Pembuat webtoon Nusantara Droid Wars ini mengatakan, dia mengikuti Battle Rally: Academy karena diajak oleh temannya serta mengisi waktu luang di kala hiatus webtoon miliknya. Tema yang dibawakan juga ringan.
“Setelah ikut BR, rasanya fun karena pada dasarnya secara gak langsung nambah relasi, dapat macam-macam ilmu waktu bikin komik, dan berhasil branding OC dikenal dengan anak menyebalkan namun tetap loveable" ujarnya.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh seorang webtoonist ternama lainnya, Eriq Adinugraha. Pembuat webtoon Teman Rasa Pacar ini mengaku sudah tahu Battle Rally sejak tahun 2013 lewat situs komik lokal yaitu, ngomik.com, karena ramai dibicarakan saat itu.
Awalnya, Eriq mengikuti lomba ini untuk melatih skill komik miliknya. Tapi, itu juga berdampak hal lain pada dirinya. Selain improve, Eriq juga mendapatkan relasi kala mengikuti lomba ini.
Battle Rally, Meningkatkan Minat Berkarya
Apa jadinya jika sebuah lomba tidak mampu membangkitkan minat lebih dalam berkarya? Tentu saja lomba tersebut telah gagal menjalankan tugas yang seharusnya. Terbukti, Battle Rally: Academy berhasil membuat para pesertanya membangkitkan keinginan untuk berkarya dalam diri mereka.
Seperti yang terjadi pada salah satu peserta yang menarik perhatian saat Battle Rally: Academy karena karakter buatannya yang memeable, yaitu Nizar Rizwana, atau biasa dikenal di Facebook sebagai Nirwana Nirwana.
“Saya emang member KMI sudah lama (tidak tahu tepatnya), tapi jadi silent member. Pas liat ada event BR terus liat pada bikin OC, ya saya jadi tertarik ikutan walau iseng awalnya" ucap pria asal Cianjur ini saat diwawancarai.
Sama dengan peserta lainnya, Nizar juga belajar meningkatkan kemampuan gambarnya. Awalnya, Nizar hanya mampu bekerja secara tradisional. Sekarang, dia mampu menggambar secara digital berkat mengikuti lomba ini.
Nizar mengatakan bahwa dia ingin mencoba membuat komik, serta membuka komisi setelah berpindah dari tradisional ke digital. “Karena sekarang udah ke digital, jadi mau nyoba bikin komik sendiri dan buka komisi”, ujarnya.
Komik yang akan diterbitkan oleh Nizar akan berkisah tentang sebuah cerita fantasi, tapi dengan kearifan lokal yang mana terinspirasi dari manhwa Tiongkok, Feng Shen Ji.
“Misal kalo di luar kan elf dan semacamnya. Kalau ini, siluman dan para makhluk kahyangan (tempat tinggal para dewa),” tegasnya.
Selain Nizar, Vega Mandalika Jhauhary pun juga berencana menggarap webtoon setelah Battle Rally: Academy ini berakhir.
“Untuk rencana, sebenarnya ada.” Ujar Vega.
“Mau nyoba platform luar sih, macam Tapastic, Webtoon English, Lezhin. Karena dari pengalaman, komik genre fantasy yang agak dark kurang begitu diminati di pasar lokal," lanjutnya.
Juara ketiga Battle Rally: Academy, Takiya Arumz pun berniat untuk membuat oneshot prequel dari webtoon buatannya.
“Ada komik webtoon lama yang sudah janji sama seorang teman untuk dilanjutin, tapi yang mau dikejar sekarang ada oneshot sejenis prequel gitu" ujar Takiya.
Sementara itu, Ignatia Listyandini berencana membuat oneshot berdasarkan karakter yang diikut sertakannya di Battle Rally: Academy.
“Ada rencana buat oneshot, sih pakai karakter si Ruji ini. Soalnya, orang sudah kenal ama dia, dan story-nya sudah jelas kudu dikembangkan ke mana,” ucap Ignatia.
Meski dampak yang diberikan adalah dampak yang biasa terjadi di sebuah perlombaan, tetapi Battle Rally: Academy berhasil melakuan hal tersebut. Sangat jarang atau malah tidak ada, lomba komik yang bisa seperti ini. Semua itu bisa dilihat dari pengakuan para pesertanya diatas.
Tidak hanya mereka yang di atas, masih ada banyak peserta yang berniat berkarya lebih berkat lomba ini. Dari mulai membuka komisi hingga menciptakan komik mereka sendiri berdasarkan karakter yang mereka ikut sertakan saat Battle Rally: Academy.
Singkatnya, Battle Rally yang rutin diselenggarakan oleh KMI telah mencapai tujuannya sebagai lomba yang baik. Battle Rally: Academy merupakan lomba yang kompetitif dengan taraf yang wajar, membantu seluruh peserta yang ada, dan mendorong mereka untuk membawa karya mereka ke taraf yang lebih tinggi lagi. Dengan unsur-unsur seperti itu, tentu BR dapat ditiru oleh mereka yang berniat membuat atau memperbaiki lomba-lomba serupa.