(Disclaimer: Konten yang akan disajikan dalam artikel ini mungkin mengandung seluruh alur cerita dari anime Null & Peta. Jika kamu belum menonton, selesaikan terlebih dahulu di sini sebelum melanjutkan membaca)
Beberapa saat yang lalu, saya menonton anime Null & Peta, serial singkat yang tak lebih dari tujuh menit per episodenya. Serial tersebut masuk dalam rekomendasi Muse Asia. Awalnya, saya mengira kalau isinya berisi klise sepasang saudara yang berpetualang seperti pada anime-anime lainnya. Pada awal cerita, mulai dari saat Null membuat Robo-Peta, tiruan kakaknya, Peta, tidak terlihat ada satupun gejala aneh.
Saya keliru besar.
Null dan Kakaknya yang "Tiada"
Null adalah seorang genius yang mampu menguasai materi sekolah lebih dari semua teman dan guru-gurunya. Sulit baginya mencari kawan, dan teman satu sekolahnya menatap dengan kosong dan serasa tidak peduli dengan Null. Alhasil, ia ketakutan dan kesepian.
Kondisinya diperburuk sejak kakaknya, Peta, meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal. Satu-satunya orang yang mengerti Null akhirnya meninggalkannya juga, dan ia kini benar-benar sendirian.
Null lalu menciptakan Robo-Peta. Difungsikan sebagai replika persis dari kakak perempuannya yang ia takuti, Peta, robot itu serupa Baymax untuk Hiro dalam Big Hero 6: mencoba sebisa mungkin merawat dan meyayangi, tapi sebab ia serupa robot, maka parameter yang ia miliki adalah 'tingkat kenyamanan tertinggi', kalkulasi yang dingin dan matematis.
Oleh karena itu, meskipun Robo-Peta berhasil ia ciptakan, Null masih merasa sendirian setiap hari. Dia masih merasakan kehampaan tanpa kehadiran kakaknya langsung. Bahkan, Null masih merasa takut setiapkali Robo-Peta menyuruhnya untuk melakukan sesuatu.
Anehnya, terlepas dari rasa kesepian itu, Null jauh lebih takut jika Robo-Peta tidak berfugnsi sebagaimana semestinya. Skenario dimana baterai Robo habis dan mengharuskannya hidup dengan sebagian memori hilang saja telah membuat Null ketakutan.
Padahal Robo-Peta hanyalah robot ciptaannya, bukan kakaknya yang asli dalam wujud manusia. Apa yang terjadi di sini?
Benar bahwa Robo-Peta cukup mampu membuat Null merasakan adanya kehadiran sang kakak (Peta) dalam wujud sebuah robot, lengkap dengan memori tingkah laku semasa Peta masih hidup.
Meski Null mengakui tingkah Robo-Peta sama menyebalkannya seperti Peta saat dia benar-benar hidup, Null tak bisa melupakan rasa perhatian dan kasih sayang Peta tercetak jelas dalam program yang dia buat sendiri.
Hasilnya, Null tak bisa memprogram ulang Robo-Peta ketika ada masalah. Karena Null tahu, memprogram ulang Robo-Peta sama saja menghilangkan semua memori ingatan Peta. Resikonya? Robo-Peta takkan sama dengan Peta yang sesungguhnya.
Bahkan mungkin Null tak akan lagi merasakan kasih sayang dari Peta.
Hal yang sama terjadi saat satu waktu Robo-Peta selalu pulang dalam keadaan cukup mengenaskan. Apabila dibiarkan, bukan tidak mungkin kejadian pertama akan terulang lagi. Hanya saja kali ini cukup tragis: Robo-Peta takkan bisa diprogram ulang. Apapun caranya.
Saking keras kepalanya, Null pun ikut membantu menyelesaikan masalah Robo-Peta. Masalah selesai, namun pada akhirnya Robo-Peta menghilang secara misterius. Rasa takut Null pun muncul kembali.
Null takut apabila kali ini dia benar-benar harus bergerak sendirian. Segala cara ia coba jalani, termasuk melawan rasa takut untuk pergi ke sekolah. Tak mudah, tapi dengan cara itu mungkin Robo-Peta bisa kembali.
Bahkan, mungkin Null mengharapkan Peta yang sesungguhnya pulang kembali, menemani Null seperti sediakala, sama seperti sebelum musibah itu muncul.
Null dan Penyesalannya
Meskipun sebagian tingkah laku Null terlihat menjengkelkan, dari awal pun Peta tidak begitu memikirkan hal itu. Yang terpenting bagi Peta hanyalah bagaimana caranya Null bisa berkembang menjadi adik yang tumbuh sesuai keinginan dan kemauannya sendiri.
Peta pun rela kalau sampai harus mengorbankan dirinya sendiri, asalkan Null bisa tetap hidup. Entah apa yang tersirat disitu, tetapi paling jelas motifnya adalah agar Null bisa hidup mandiri, bukan hidup dari keinginan Peta.
Sejatinya yang Peta inginkan hanya itu.
Ternyata, di balik kehidupan aneh Null terdapat campur tangan Peta. Ketika kecelakaan tunggal berlangsung, Null-lah yang tertabrak oleh mobil, bukan Peta. Peta sengaja membuat dimensi terpisah dalam kondisi ketidaksadaran Null. Hal itu Peta lakukan untuk memastikan agar Null tidak merasa kesepian selama masa koma.
Tak hanya sekedar menjaga Null, secara tidak langsung itu juga menjadikannya bisa hidup secara mandiri walau perlahan-lahan.
Kenapa seperti itu? Apakah karena Peta saking sayangnya dengan Null?
Tentu. Peta tak ingin Null tidak memiliki kemampuan di luar dari sisi ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bertahun-tahun, tetapi juga sebagai bentuk mendidik Null secara tidak langsung sebelum menjadi bagian dari masyarakat lokal yang makin berkembang seiring berjalannya waktu.
Menyuruh Null untuk berangkat sekolah dan selalu sarapan pagi adalah hal-ha; yang dilakukan Peta itu juga bisa dinyatakan sebagai bentuk terapi tidak langsung. Terapi yang diberikan oleh Peta sebagai bentuk untuk menghilangkan rasa sendiri/kesepian, serta mempersiapkan diri akan rutinitas dan kegiatan bersosial yang terus berubah dari masa ke masa.
Begitu pula dengan kita di dunia nyata. Terdengar menyebalkan? Iya, saya juga merasakan itu. Jujur saja, dalam usia saya yang sudah setua ini hal-hal diatas masih terlihat sangat menjengkelkan.
Dari semua tingkah laku saudara kalian pasti ada hal-hal yang seperti Null alami. Itu sesungguhnya hal yang wajar. Namun perlahan saya juga menyadari, kalau saya masih akan terus seperti ini mungkin saya tak akan mampu mencapai kemandirian penuh. Ada benarnya juga dia bertingkah demikian.
Ajakan untuk berubah memang terdengar menyakitkan, atau malah terlihat berat dari kejauhan. Tapi percayalah. Dibalik semua tingkah saudara kita yang menyebalkan itu, dia tetap menaruh rasa sayang kepadamu. Saudara kandung lah yang paling dekat dengan kalian setelah orangtua.
Jangan sampai kalian terlambat menyadari hal-hal sekecil itu. Sebelum akhirnya menyesal di kemudian hari.