Olimpiade, perhelatan olahraga empat tahunan ini selalu menyimpan banyak cerita. Olimpiade tahun ini berlangsung di Tokyo, Jepang, mundur setahun dari rencana awal. Banyak hal yang terjadi di perhelatan ini. Mulai dari sukacita rakyat Indonesia yang memenangkan emas di bulutangkis ganda putri, hingga kelakuan kontigen dan warganet asal Korea Selatan yang bikin geleng-geleng kepala.
Pada acara parade antar bangsa di pembukaan Olimpiade, stasiun televisi Korea Selatan MBC memperkenalkan negara tersebut dengan stereotipe yang merendahkan. Haiti dengan kerusuhan, Ukraina dengan Chernobyl, hingga Indonesia dengan tingkat vaksinasi rendah.
Tidak hanya stasiun televisi, atlet menembak asal Korea Selatan yang kalah dari Iran menyebut pemenangnya sebagai teroris. Menang medali emas pun bukan jadi jaminan. Lihat saja atlet memanah Korea Selatan yang dirundung hanya karena rambutnya pendek.
Di saat berbagai insiden rasisme dari Korea Selatan, kata 'Jepang Barat' memuncaki tren Twitter Indonesia, bersamaan dengan #SouthKoreaRacist. Warganet Indonesia menyebut Korea Selatan dengan sebutan Jepang Barat. Uniknya, sebagian besar warganet ini melontarkan ujaran ini tanpa tahu asal muasal katanya, selain karena Korea ada di sebelah barat Jepang. Hari ini, kita akan membahas asal muasal julukan tersebut.
'Jepang Barat' adalah Istilah Baru
Seperti yang kita semua tahu, Korea sempat menjadi jajahan Jepang selama 35 tahun, dari 1910 hingga 1945. Dijajah 10 kali lebih lama dibanding Indonesia, tentu ada alasan kuat mengapa Korea masih menyimpan dendamnya terhadap Jepang sampai saat ini.
Banyak orang mengira bahwa sebutan Jepang Barat ini berakar dari zaman pendudukan 35 tahun tersebut. Nyatanya, istilah tersebut sama sekali tidak pernah dipakai di zaman itu, baik dalam bahasa Jepang maupun Korea. Hal ini dijelaskan lebih lengkap oleh Rostineu, pakar budaya Korea dari Universitas Indonesia.
Pada masa pendudukan ini, Jepang menyebut Korea sebagai Chōsen (朝鮮), sebutan Jepang dari Choson/Joseon, dinasti yang berkuasa di Korea sebelum penjajahan Jepang. Saat ini, istilah Choson hanya digunakan di Korea Utara, sedangkan Korea Selatan menyebut dirinya sebagai Daehan Minguk (대한민국/大韓民國).
Dari sudut pandang Korea, periode ini memiliki banyak sebutan. Istilah yang paling umum digunakan adalah Ilje Gangjeom-gi (일제 강점기/日帝强占期), yang berarti "pendudukan Kekaisaran Jepang". Istilah lain yang juga digunakan adalah Ilje Sidae (일제시대/日帝時代; "zaman Kekaisaran Jepang") dan lje Sikmin Tongchi Sidae (일제 식민 통치 시대/日帝植民統治時代; "zaman kolonial Kekaisaran Jepang").
Jika istilah Jepang Barat tidak pernah digunakan baik oleh Jepang maupun Korea, lantas dari manakah istilah ini?
Efek Domino Haachama-Coco
Jika Anda seorang wibu yang juga kebetulan penggemar Hololive, rasanya Anda sudah familiar dengan insiden ini. Jauh sebelum nasionalis dadakan pasca-Olimpiade, penggemar popkultur Jepang di Indonesia telah lebih dahulu muncul dengan kosakata-kosakata serupa.
Singkatnya, insiden ini bermula ketika seorang Vtuber Hololive Akai Haato (a.k.a Haachama) menyebut "Taiwan" dalam siarannya. Karena alasan politik dan nasionalisme, penonton asal Tiongkok daratan ganti menyerang Haachama. Kiryu Coco, yang juga Vtuber Hololive, pasang badan agar Haachama tak terus menerus diserang. Tarik ulur insiden ini terus berlangsung selama berbulan-bulan, berujung dengan mundurnya Hololive dari pasar Tiongkok dan pensiunnya Kiryu Coco sebagai Vtuber Hololive.
Dari insiden ini, muncul istilah 'West Taiwan' atau Taiwan Barat. Pertama muncul pada awal 2020 saat Tsai-Ing-Wen mulai menjabat presiden Republik Tiongkok (Taiwan), istilah ini ramai digunakan oleh penggemar Hololive Jepang dan internasional untuk mengolok-olok Tiongkok daratan yang saat ini dikuasai komunis, yang kebetulan berada di sebelah barat Taiwan.
Dari 'West Taiwan' jadi 'Jepang Barat'
Istilah Taiwan Barat ini kemudian muncul, mungkin terinspirasi atau bisa jadi dibuat sendiri secara terpisah, menjadi Jepang Barat untuk mengolok-olok Korea, khususnya Korea Selatan. Kebencian wibu terhadap K-Pop dan basis penggemarnya menjadi salah satu alasan kuat istilah ini digunakan.
Istilah Jepang Barat pertama kali disebut di Facebook pada tanggal 12 Maret 2021, dengan Twitter 4 hari setelahnya, kemungkinan besar dibawa dari Facebook. Penggunaan sebutan ini semakin merebak setelah drama-drama melibatkan warganet Korea Selatan yang merendahkan Indonesia. Mulai dari warganet Korsel @96___k__sik yang menyebut "wanita Indonesia jelek", hingga serial drama Racket Boys yang merendahkan Indonesia sebagai tuan rumah bulutangkis yang buruk.
Tradisi ini terus berlanjut hingga musim Olimpiade Tokyo 2020. Bedanya, warganet Indonesia yang non-wibu yang biasa nongkrong di Twitter pun turut serta. Belakangan, tren ini dapat dikritik karena 'melawan api dengan api'. Terlebih Korea dan Indonesia dulunya sama-sama pernah menjadi bagian dari tirani imperium Jepang, meskipun Indonesia tidak terlalu lama.
Akhir kata, perilaku rasisme terhadap segala manusia tidak dapat dibenarkan. Memang mereka menjengkelkan, tapi tingkah laku satu atau sekelompok orang tidak dapat dipukul rata sebagai tingkah laku suatu bangsa.