"Moe"

Sebuah pernyataan yang telah malang-melintang di dunia perwibuan yang kita kenal sekarang ini. Ketika mendengarnya, pikiran kita akan tertuju kepada karakter anime cewek yang identik dengan hal imut, cute girls doing cute things, seperti Yui dari K-On atau Rikka dari Chunibyou Demo Koi Ga Shittai. Kemunculan karakter dengan trait semacam ini pada tahun 2010an awal, telah membantu Moe makin dikenal secara global dan berkembang menjadi sebuah istilah sendiri untuk menggambarkan Anime secara umum.

Seperti yang diketahui, Moe kerap melekat kepada tindakan imut karakter anime cewek atau hanya pada penampilan mereka yang kawaii. Kenyatannya memang tidak salah tapi untuk lebih jelasnya, dilansir dari wikipedia, Moe mengacu pada perasaan kasih sayang yang kuat terutama terhadap karakter wanita yang berasal dari anime, gim, dan manga tapi juga bisa merujuk kepada kasih sayang kepada apapun itu. Lantas, apa hubungannya dengan runtuhnya gelembung ekonomi Jepang pada akhir tahun 80an? Apakah Moe malah yang menyebabkan jatuhnya ekonomi Jepang saat itu? Justru malah kebalikannya

Lahirnya Cool Japan

Pada periode runtuhnya gelembung, Jepang mengalami kejatuhan ekonomi yang begitu drastis. Ekonominya mengalami stagnasi sejak awal 1990-an, ketika pasar saham dan gelembung propertinya pecah. Situasi memburuk mengingat tren internasional dan domestik yang terjadi kala itu, seperti pasar global yang semakin kompetitif, kebangkitan Tiongkok, dan populasi yang menua di dalam negeri. Kalim Siddqui (2015) menyatakan bahwa Jepang mampu menghasilkan 17,9% dari ekonomi dunia pada tahun 1994, tetapi pangsanya menurun hingga 8,8% pada akhir tahun 2011.

Penurunan ini membuat pemerintahan Jepang mencari strategi untuk memulihkan keadaan mereka. Beberapa kebijakan fiskal dan moneter telah diterapkan sejak awal 1990-an, tetapi negara belum mampu pulih dari keadaan yang terpuruk. Cool Japan adalah strategi terbaru mereka dalam menyelamatkan ekonomi mereka. Rui Tao (2017) menyatakan strategi ini bertujuan dengan memanfaatkan soft power sesuai dengan era pasca industri Jepang. Cool Japan sendiri bukan pernyataan yang datang dari pemerintahan Jepang tapi dari jurnalis Amerika, Douglas McGray (2002) ketika mengamati perkembangan media hiburan Jepang dan pengalamannya saat mendatangi Jepang.

Soft power adalah kebalikan dari hard power yang biasanya mengacu pada kemampuan militer dan kekuatan ekonomi. Joseph Nye (2004) menciptakan istilah ini untuk merujuk pada pendekatan diplomatik melalui budaya media, kebijakan luar negeri yang terhormat, dan nilai demokrasi yang menarik. Untuk Jepang mengembangkan soft power terutama melalui budaya media adalah hal mudah untuk dilakukan dan bisa menjadi pengganti kekuataan militer mereka pasca-perang dengan Amerika Serikat (Heng, 2014). Otmazgin (2014) juga menyebutkan bahwa sejak 1950, Jepang memiliki basis kuat terhadap pop culture di pasar domestik sehingga memudahkan mereka untuk mempromosikan industri budaya ke luar negeri.

Hasilnya? Dari sisi Anime: Spirited Away besutan Hayao Miyazaki menjadi anime pertama yang mendapatkan penghargaan best animated feature pada acara Oscar dan Anime kerap tayang pada slot minggu pagi. Dari sisi Manga: Dragon Ball menjadi top search di Internet pada 2002, Versi Amerika majalah Shonen Jump tercetak hingga 1 juta sirkulasi dalam waktu tiga tahun, cetakan bootleg komik dan majalah gaya hidup jepang dijual di Asia timur (termasuk juga Asia Tenggara), dan masih banyak prestasi lainnya yang tercipta sejak Cool Japan hadir dan disahkan secara resmi sejak tahun 2011 (Jetro, 2005)

Hayao Miyazaki ketika menerima penghargaan Oscar, Best Animated Feature untuk Spirited Away  pada tahun 2003

Moe: Dulu dan Sekarang

Melalui penjelasan di atas, telah diketahui bagaimana perkembangan media hiburan Jepang berkembang pesat sejak memasuki abad 20 dan masih akan berkembang seterusnya. Dibantu dengan perkembangan internet juga, telah memudahkan Moe menjadi lebih dikenal secara global.

Awal perkembangan makna Moe sendiri telah hadir sejak 1990an, Dimana para penggemar manga dan anime berkumpul secara online dan membicarakan karakter kesukaan mereka. Singkat cerita, mereka berusaha menulis kata Moeru (membakar), tapi komputer sering keliru mengubah ini sebagai kata kerja homonim yang berarti (meledak menjadi kuncup) dan menjadi slang word kalangan mereka (Morikawa, 2003). Berdasarkan dari akar pernyataan ini, Moe kerap digunakan pada kaitannya dengan karakter yang berasal dari anime, manga, novel, game, dan hal yang berkaitan.

Sejak Cool Japan diluncurkan oleh pemerintahan Jepang, Moe ikut mendapatkan tempatnya dalam ranah global komunitas perwibuan melalui anime seperti K-On, Chuunibyou Demo Koi Ga Shittai, Lucky Star, Melancholy of Haruhi Suzumiya, dan masih banyak lainnya (Galbraith, 2020). Definisi umum dalam menggambarkan perasaan terhadap karakter terutama karakter wanita (alias waifu), semakin dikenal oleh kalangan wibu luar Jepang dan memunculkan cabang pernyataan lain bernama, Cute Girls Doing Cute Things, Dimana sebuah anime Moe menghadirkan karakter cewek yang melakukan kegiatan mereka tapi dikemas dengan menarik dan kawai.

K-On, salah satu anime Moe yang mengawali tren cute girls doing cute things

Moe adalah sebuah tanggapan kasih sayang kita terhadap karakter yang disukai dan berkat strategi Cool Japan dalam penyebaran media hiburan telah membantu menjangkau berbagai kalangan dan kecintaan terhadap karakter fiksi, makin meluas serta melahirkan sebuah teknik berkomunikasi khusus untuk dibicarakan bersama. Runtuhnya ekonomi Jepang telah mendatangkan arus moe ke ranah mainstream dan mengubah cara pandangan segelintir orang terhadap apa yang mereka cintai. Tak ada salahnya mengungkapkan rasa cinta terhadap karakter fiksi 2D. Kita bisa dengan bebas mencintai bahkan, mengklaim waifu sesuka hati tapi perlu diingat, jangan terlalu terbawa pada perasaan yang terpaut dua dimensi berbeda itu.